Menikmati "Kebodohan"
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Lebih menikmati menjadi orang bodoh daripada pintar. Lebih mudah menjalani hidup sebagai objek daripada subyek. Yang pintar banyak berfikir akhirnya pusing dan ruwet sendiri. Yang bodoh hanya tinggal mengikuti dari Yang Maha Pintar. Yang pintar berjuang, berjibaku dan bekerja keras sendirian. Yang bodoh meminta pertolongan kepada Yang Maha Perkasa.
Yang pintar menyiapkan fasilitas dan infrastruktur agar keinginannya terkabul. Yang bodoh hanya memanjatkan permohonan kepada Yang Maha Kaya dan Maha Memberi. Yang bodoh hanya tinggal mengikuti langkah, strategi, benchmark dari yang sudah teruji dan pasti keberhasilannya.
Yang pintar terus berkutat pada uji coba, dan eksperimen. Berkutat membuat terobosan dan beragam jalan terbaru dengan akalnya yang cemerlang. Yang bodoh hanya mengikuti bimbingan, arahan dan pimpinan dari Yang Menjamin Kesuksesan dan Kemenangan.
Yang pintar membuat jalan-jalan sendiri tanpa tahu apakah jalan sesat atau benar? Berujung pada jurang atau yang didambakan? Yang bodoh cukup mengikut jalan terdahulu yang sudah sukses dan berhasil. Mengikuti jejak kaki yang telah sampai pada tujuan akhir.
Hidup ini bukan kehidupan yang baru. Kehidupan ini bukanlah tempat asing dan terasing. Milyaran manusia telah menapaki kehidupan ini sebelumnya. Mengapa tidak menapaki jalan mereka yang sudah selamat? Mengapa harus membuat uji coba perjalanan baru yang pasti tersesat?
Semua peristiwa dan kejadian hanya berulang. Setiap liku-liku kehidupan hanya berputar pada poros yang sama. Mengapa manusia harus mencari jalan baru? Mengapa tidak mencontek mereka yang telah berhasil mengarungi kehidupan?
Bodoh itu nikmat dan hakikat manusia. Dengan kebodohan ilmu mudah terserap, teknologi mudah didapat, perjalanan hidup lebih selamat, semuanya dipimpin dan dibimbing, ditolong dan dimudahkan. Perjalanan hidup hanya tinggal menapaki mereka yang sudah diberi nikmat.
0 komentar: