Keberlanjutan Kisah Masa Kecil
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Saat di SD, pernah menghayal menanam cabe merah. Setiap malam selalu terpikirkan. Selepas sekolah, membawa cangkul ke sawah. Sawah yang sekelilingnya tumbuh pohon pisang. Namun tenaga tak kuat untuk mencangkul. Tanah yang ku pacul hanya berukur sekitar 3×3 m saja. Setelah ditinggalkan.
Khayalan menanam cabe tak berlanjut. Sebab fisik tidak mendukung untuk mengolah tanah. Kadang merasa heran, mengapa saat SD pernah menghayal menanam cabe? Padahal saat itu cabe tak bernilai ekonomis seperti saat ini. Namun sepertinya Hidup itu memang tak pernah terputus?
Tak diduga, sekarang bersama teman merintis usaha MiBucin. Mie yang mengedepankan rasa pedas. Mie dan cabe menjadi hal yang pokok. Persoalannya, harga cabe sangat fluktuatif. Terkadang melampui harga daging sapi. Bagaimana mengendalikan margin? Pengendalian margin menjadi salah satu prinsip dalam dunia retail.
Tadi pagi, dalam perjalanan muncul ide untuk menanam sendiri tanaman cabe di kebun sendiri agar penikmat pedas MiBucin tidak terbawa arus fluktuasi pedasnya harga cabe. Namun tidak pernah memiliki pengalaman? Katanya, menanam cabe sangat sulit dan butuh perawatan luar biasa, juga butuh modal besar.
Saat memikirkan cara menanam cabe untuk MiBucin sebagai sarana pengendalian margin, tiba-tiba teringat masa SD dulu. Yang membawa pacul sendirian ke sawah untuk menanam cabe. Mengapa menjadi terhubung antara masa lalu dengan masa sekarang? Mengapa obsesi saat SD muncul kembali?
Suasana sawah saat SD mirip dengan kebun yang sekarang. Petakkannya dikelilingi pohon pisang. Bawahnya ditanami padi. Mengapa masa lalu terhubung dengan masa sekarang dengan tak terduga? Pertanyaan dahulu tentang mengapa pernah menghayal menanam cabe, terjawab sekarang. Menanam cabe untuk mensupport usaha rintisan MiBucin.
Ada satu pertanyaan yang belum terjawab saat berkebun. Satu jenis tanaman lagi yang harus ditanam. Pergulatan pemikiran dan pertimbangan terus berjalan. Ternyata jawabannya, khayalan masa lalu dan kebutuhan untuk mensupport usaha rintisan MiBucin yaitu menanam cabe. Satu pertanyaan lagi yang dijawab oleh Allah secara langsung. Pertanyaan yang terpendam sejak SD dulu.
0 komentar: