Gunung, Bumi dan Langit
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Bacaan yang terindah adalah Al-Qur'an. Bacaan yang paling berbobot hikmah dan ilmunya adalah Al-Qur'an. Gambaran teknologi tercanggih ada di Al-Qur'an. Seluruh solusi yang komprehensif, efektif, efisien dan termudah hanya ada di Al-Qur'an.
Penasihat presiden Amerika masuk Islam dikarenakan undang-undang sipil dalam Al-Qur'an cukup hanya dengan 10 halaman. Sedangkan undang-undang Amerika harus berjilid-jilid banyak. Apakah dengan berjilid-jilid tersebut mampu menyelesaikan persoalan sosial rakyat Amerika? Apakah Amerika termasuk negara teraman di dunia?
Al-Qur'an menggugah manusia dengan, "Di langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan?" Mengapa langit, gunung dan bumi, sering diulangi? Hanya sedikit yang harus direnungkan tetapi sesuatu yang paling besar di jagat raya.
Langit, gunung dan bumi, merupakan sisi makhluk-Nya yang paling menonjol di alam semesta. Ketiganya selalu dipandangi, ditemukan dan menjadi sahabat yang akrab dimanapun manusia berada. Kemukjizatan dan ketakjuban padanya mendorong kesadaran hati, akal dan perasaan untuk menggalinya. Yang terpenting, mendorong kesadaran ketauhidan.
Bagaimana bumi didatarkan? Menjadi model ilmu landscaping, pengolahan tanah pertanian dan perkebunan, tata ruang dan kota, bagaimana menghindari banjir dan bencana, serta masih banyak ilmu dan teknologi dari kesadaran bagaimana bumi dihamparkan.
Bagaimana struktur tanah dari pantai hingga ke gunung? Perhatikan perbedaan jenis dan kontur tanah, topografi. Ada keindahan. Ada ragam tumbuhan. Ada ragam pekerjaan, profesi, bakat, keahlian dan kebiasaan dari bagaimana Allah menghamparkan bumi.
Bagaimana langit ditinggikan? Bagaimana bila Allah tidak meninggikan langit? Bagaimana bila manusia didesain kehidupan seperti cacing dan rayap yang hidup di antar sela-sela kedalaman tanah dan bebatuan? Bagaimana bila gunung tak ditegakan? Tanah seperti lempengan air yang terus bergerak dan bergelombang. Cukup dengan memperhatikan langit, bumi dan gunung, manusia setiap saat dapat menyerap energi ketauhidan, memperhalus perasaan dan kepekaan serta mempertajam akal.
0 komentar: