Bertasawuf dalam Berbisnis
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Salah satu kepiawaian pengusaha adalah menciptakan sumber daya. Bagaimana caranya? Bukalah lembaran buku-buku Tasawuf. Ikuti perjalanan para sufi. Ikuti perjalanan ulama hati. Bukalah kitab Zuhud imam Ahmad bin Hambali. Bukalah kitab Ihya Ulumudin Al-Ghazali. Apa kaitannya dengan bisnis dan penciptaan sumber daya?
Apa fokus utama pembahasan Tasawuf? Apa fokus perjalanan para sufi? Zuhud dan Wara. Zuhud sebuah karakter pemberdayaan sumber daya. Untuk apa sumber daya itu? Untuk apa uang dan kekayaan? Zuhud merupakan seni mengelola yang terbatas menjadi sumber daya yang siap didayagunakan.
Zuhud lebih banyak terfokus pada bagaimana mengelola penggunaan sumber daya. Sedangkan wara, bagaimana mengelola sumber penghasilan. Zuhud itu buah dari Wara, bila benar bagaimana mengelola sumber penghasilan, akan benar pula mengelola pengeluaran. Perpaduan Wara dan Zuhud, membuahkan keberlimpahan sumberdaya.
Zuhud mengajarkan selektifitas dalam penggunaan sumber daya. Menempatkan sumberdaya pada hal yang sangat prioritas. Membuang penghamburan sumber daya. Bukankah tujuan besar The Toyota Way itu adalah membuang penghamburan dalam seluruh proses bisnis? Prioritasnya bukan menurut kacamata akal dan kepentingan ego, tetapi menurut ukuran Allah dan Sunnah Rasulullah saw.
Zuhud itu mendorong pengembangan teknologi dan perbaikan terus proses bisnis. Sebab, setiap sumber daya yang dikeluarkan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah dan harus memudahkan urusan manusia. Zuhud mendorong pemikiran progresif dan jangka panjang sebab ukurannya bukan yang pragmatis yang terfokus perut dan kemaluan(kesenangan hawa nafsu)
Rasulullah saw mengajarkan zuhud dalam berbisnis. Keuntungan bisnis dibagi ke 3 type pengeluaran, 1/3 untuk Sedekah, 1/3 untuk reinvestment dan 1/3 untuk keseharian (operasional). Zuhud itu berfikir 3 aspek, mengelola bumi agar kehidupan menjadi lebih baik. Menyiapkan akhirat juga kebutuhan hari ini.
Wara itu seni bagaimana mendapatkan sumber daya dengan penuh keridhaan? Bagaimana konsumen membeli dengan penuh kerelaan dan kegembiraan? Hingga konsumen tak peduli lagi dengan yang dikeluarkannya karena sangat puas dan jauh melebihi ekspektasinya. Penuh keridhaan Allah dan manusia saat memperoleh sumber daya, efektif dan efisien saat pengeluarannya. Itulah buah Wara dan Zuhud dalam pengelolaan bisnis.
0 komentar: