Belajar pada Angin, Mengikuti Takdir-Nya
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Mencoba memetik daun alpukat, lalu mengumpulkannya di dekat batang utama pohonnya. Sampah daun alpukat pun menumpuk di sekitar batang. Ahad kemarin, ada fenomena aneh. Daun tidak lagi menumpuk di dekat batang, tapi menyebar di sekitar bawah pucuk yang terjauh. Siapa yang melakukannya?
Bisa jadi angin yang menggeser daun ke sekitar bagian bawah pucuk yang terjauh. Mengapa angin melakukan ini? Pucuk yang terjauh, itulah akar yang terjauh. Atau sejauh dahan dan setinggi batang, itulah sejauh akarnya. Bagaimana angin bisa mengetahui kebutuhan akar? Angin di angkasa. Akar di dalam tanah. Bagaimana mereka berkomunikasi? Bagaimana mereka saling membantu?
Angin tak memiliki akal dan ilmu. Angin hanya mengikuti takdirnya. Angin tak punya ilmu tumbuhan dan tanah. Tak paham pergerakan akar di dalam tanah. Bagaimana angin bisa memberikan kemanfaatan? Takdir-Nya bila diikuti dengan keikhlasan dan keridhaan, akan membawanya pada kemaslahatan.
Pergerakan angin mengoyangkan bunga, yang kelak menghasilkan buah. Membawa pupuk yang berupa debu. Membawa biji-bijian yang menghidupkan tanah yang tak ada tumbuhan. Membawa awan ke daerah yang kering dan tandus, membuat daerah tersebut subur.
Angin hanya mengikuti takdir. Dengan kepatuhannya, seluruh jagat raya meraih kemanfaatan. Tanpa ilmu, tanpa bekal akal, mengapa angin bisa menciptakan kemanfaatan tanpa pandang bulu? Bagaimana dengan manusia yang berakal dan berilmu? Bagaimana dengan manusia yang disanjung sebagai makhluk terbaik? Bagaimana dengan manusia yang mendapatkan jabatan kepala negara, mentri dan jabatan lainnya dengan gelar profesor doktor?
Manusia diberikan kebebasan oleh Allah. Bebaskan melakukan apa saja sesuai keinginannya. Allah telah menetapkan takdirnya sebagai Hamba Allah dan Khalifah di muka bumi. Bagaimana takdir perjalanan menjadi Hamba Allah dan khalifah di muka bumi? Semuanya ada di Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Ada dalam firman Allah dan seruan para Nabi dan Rasul.
Ujian manusia adalah kebebasannya dalam memilih. Ujian manusia adalah keinginan dan kehendaknya sendiri. Ujian manusia adalah akal dan jiwanya sendiri. Mengikuti takdir-Nya atau egonya? Terserah manusia, sebab semuanya ada pertanggungjawabannya.
0 komentar: