Mengelola Tanah, Mengelola Kehidupan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Kembali ke fitrah. Kembali kepada karakter tanah. Andai seluruh permukaan bumi ditutupi batu permata, emas, dan perak, bermanfaatkah bagi manusia? Dapatkan membangun sesuatu bila permukaan tanah hanya memuat permata, emas dan perak? Manusia hanya butuh tanah.
Mengapa di planet lain tidak ada kehidupan? Allah telah menghadirkan manusia di bumi . Bumi diselimuti tanah. Manusia berasal dari tanah. Tanah bertemu tanah. Kesesuaian menciptakan keakraban dan ketentraman.
Tanah menjadi tempat tumpuan ragam kehidupan dan ekosistem mahkluk. Banyak ahli antariksa yang terus meneliti jagat raya, hingga saat ini belum ditemukan kehidupan di planet lain. Di Markerius, yang lapisannya terdiri permata pun tak ada kehidupan.
Dari tanah, seluruh kebutuhan dan keinginan makhluk hidup terpenuhi. Di atas tanah, manusia menumpukan kehidupannya. Adakah yang lebih berharga dari tanah? Bukankah dari tanah, Allah menciptakan makhluk terbaiknya? Bukankah dari tanah, Allah menciptakan hamba terbaik yang dicintai-Nya?
Menyia-nyiakan tanah berarti menyia-nyiakan diri dan kehidupan. Pesan Rasulullah saw dalam menghadapi hiruk-pikuk akhir zaman berkaitan dengan pengelolaan tanah. Gambaran akhirat, paling sering digambarkan dengan tanah kering kerontang yang disiram oleh air.
Kisah-kisah pemilik kebun, tersebar di sejumlah ayat tanpa diinformasikan nama dan tempatnya dalam Al-Qur'an. Ini menunjukkan peristiwa umum yang dilalui manusia. Ini sama dengan ungkapan Al-Qur'an yang dimulai dengan seruan, "Wahai manusia..."
Kisah pemilik kebun, sebuah dialog antara mukmin dan kafir yang tak disebut nama, tempat dan waktunya. Ini menandakan kesalahan dalam mengelola tanah bisa terjadi kepada siapapun. Mukmin dan kafir, memiliki konsep yang berbeda mindsetnya dalam hal tanah.
Link Kami
Beberapa Link Kami yang Aktif