Membangun Kehidupan Dengan Peradaban Tanah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Tanah itu rumah kita. Olahlah tanah karena itulah tempat persinggahan sebelum ke akhirat. Mengolah tanah bukan agar hasil pertanian melimpah. Namun karena tanah tempat kembalinya kita.
Apa yang ada di permukaan bumi, kembalikanlah ke tanah. Tanah yang akan menguraikannya menjadi hara. Makhluk yang hidup di tanah, hidup dari apa yang dibenamkan ke tanah. Kelak mereka akan menjadi teman dan tetangga kita.
Membiarkan sampah berarti menyia-nyiakan sumber daya. Membiarkan sampah tetap di permukaan tanah berarti memubazirkan energi yang seharusnya bisa menghidupkan banyak makhluk di dalam tanah. Bila ada sampah, taruhlah di sekitar tanaman atau dibenamkan ke tanah. Itulah cara mengoptimalkan sampah.
Yang berasal dari tanah, segeralah dikembalikan ke tanah, bukan saja untuk mayat, tetapi semuanya. Mengembalikan ke tanah berarti menyediakan bekal keberlangsungan hidup bagi generasi selanjutnya. Membiarkan di permukaan berarti menciptakan masalah bagi generasi sekarang juga selanjutnya.
Tanah mengubah yang terbuang menjadi pupuk. Tanah mengubah bangkai menjadi bermanfaat. Tanah mengubah yang tak digunakan menjadi hara yang bermanfaat bagi tanaman, kelak buahnya sangat segar dan bermanfaat. Seperti itukah jiwa kita? Sudahkah jiwa manusia berkarakter tanah?
Tanah mengubah air hujan menjadi mata air. Mengubah air hujan menjadi nutrisi tanaman. Tanah mengubah seluruh yang dilemparkan ke dalam dirinya menjadi kehidupan baru. Seperti itukah jiwa kita?
Seluruh kehidupan berbasiskan tanah. Seluruh gedung ditancapkan ke tanah. Diatas tanahlah mercusuar kehidupan yang membanggakan didirikan. Mengapa manusia tidak membangun peradaban dengan berpondasikan pada peradaban Tanah?
Link Kami
Beberapa Link Kami yang Aktif