Taqwa, Model Pengembangan Bisnis Masa Depan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Bukalah literatur kelembagaan pengelolaan bisnis dalam Islam, adakah hubungan bawahan dengan atasan? Adakah hubungan bos dengan anak buah? Adakah borjuis dan proletar? Apakah ada kelas pemilik dan karyawan? Semua berdiri di atas satu pondasi yaitu musyarakah atau kemitraan.
Bagaimana menopang pertumbuhan bisnis di masa depan? Pengelolaan yang tidak berpondasi pada konsep Islam, semuanya akan menjadi bagian masa lalu, mundur lalu hancur. Yang dikelola dengan konsep Islam, akan menjadi bagian masa depan, tumbuh dan maju.
Manusia dilahirkan dalam kesetaraan. Oleh sebab itu perbudakan dihapuskan oleh Islam. Umar bin Khatab memarahi Amr bin Ash, karena memperlakukan Yahudi di Mesir tidak dengan konsep kesetaraan. Setiap manusia lahir dalam alam kemerdekaan. Mengapa semakin besar manusia hidup dalam perbudakan yang diciptakan manusia itu sendiri?
Pondasi pengelolaan bisnis berdasarkan konsep kesetaraan manusia yang telah ditetapkan Allah, maka lahir pulalah konsep musyarakah dalam lapangan kehidupan, seperti politik. Dalam pengambilan keputusan pun dikenal dengan musyawarah.
Fitrah asasi manusia dan Hukum Islam sesuatu yang beriringan dan menguatkan. Tidak ada yang bertabrakan. Akal, ilmu dan kecerdasan manusia tak bisa mencapai dan memahami ini kecuali dalam bimbingan Islam. Sebab jebakan hawa nafsu selalu mengepung manusia bila tanpa bimbingan Allah.
Akad, perjanjian, ijab kabul, dan kesepakatan merupakan salah satu wujud implementasi kesetaraan. Dalam ragam perbedaan. Dalam ragam kepentingan. Islam selalu mengikatnya dengan pondasi kesetaraan.
Model pengembangan dan pengelolaan bisnis masa depan akan berpondasi pada musyarakah, berkolaborasi, dan eko sistem. Semua bisnis akan terfokus pada yang utama dari inti bisnisnya saja, agar bisnis berjalan cepat, sederhana, mudah dengan kualitas tertinggi. Semuanya terrealisasi bila menjaga akhlak. Akhlak itu bersumber dari taqwa.
0 komentar: