Sekelumit, Strategi Bisnis dari Huru Hara Hari Kiamat
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Bila ingin jadi pebisnis, pahamilah wanita. Yang memahami wanita akan memahami model dan strategi bisnis. Sebab, wanitalah yang mendorong untuk membeli sesuatu. Oleh sebab itu, gambaran huru-hara Hari Kiamat yang dijelas Rasulullah saw dipenuhi dengan tamsil tentang wanita. Untuk apakah?
Wanita berpakaian tetapi telanjang. Apakah hanya tentang fitnah wanita? Inilah cara agar banyak orang berminat berinvestasi ke bisnis yang digeluti. Bisnis itu harus transparan, terbuka dan menarik, namun yang rahasia tetap terjaga. Bukankah semakin banyak yang mendemonstrasikan kepiawaian bisnisnya untuk menarik para pembeli dan investor?
Dalam bisnis kuliner, dapur tidak di belakang, tetapi mulai ada yang di depan. Dapurnya terbuka bisa dilihat oleh konsumen, tidak lagi tertutup. Open house pabrik, gudang dan distribusi center. Para chef mendemonstrasikan cara masaknya.
Wanita lebih banyak dari laki-laki. Satu laki-laki akan diikuti oleh beberapa wanita. Apakah ini hanya dimaknai secara demografi saja? Bisnis yang berkembang dan terus tumbuhan, adalah bisnis yang berorientasi memenuhi kebutuhan wanita. Sekarang bisnis retail yang tumbuh lebih banyak yang terfokus melayani para wanita.
Wanita akan membantu suaminya dalam bekerja. Apakah hanya dimaknai emansipasi wanita? Pebisnis yang berhasil umumnya melibatkan istrinya. Seperti jurus pedang kembar, menjadi jurus tak terkalahkan bila yang memainkannya adalah sepasang suami istri.
Apa yang dilebihkan Allah bagi wanita? Perasaannya. Dalam menentukan harga, yang berperan sisi logika atau psikologis? Sisi persepsi lebih berperan. Art of War dan Science of War, mana yang lebih berperan? Sisi kemanusiaan atau sisi pragmatis yang lebih berpengaruh? Semuanya ada pada wanita.
Hiruk pikuk fitnah menjelang Hari Kiamat, banyak digambarkan dengan sosok wanita. Ini bukan merendahkan wanita, tetapi memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang terjadi, lalu terbimbinglah manusia untuk menghadapinya.
0 komentar: