Mengapa Akal Dapat Berfikir dan Memahami?
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Setiap sudut mata memandang. Setiap suara yang terdengar. Setiap hembusan nafas. Setiap terapan udara. Setiap yang dirasakan terdapat tanda-tanda kebesaran Allah. Bagaimana menangkap dan memahaminya?
Setiap yang dilihat, didengar, dirasakan adalah guru yang Allah kirimkan kepada manusia. Setiap "kereteg" hati, bisikan ke dada, dialog dalam jiwa merupakan ilham, bila hati tersambung dengan Allah. Setiap mimpi yang keseharian tersambung dengan Allah merupakan tanda-tanda Kenabian yang Allah sisakan bagi umat Islam.
Mengapa alam semesta bisa dipahami? Mengapa akal memiliki kemampuan berfikir dan memahami? Akal memiliki memori untuk menyimpan yang dilihat, didengar dan dirasakan. Bagaimana memori menjadi dasar memahami?
Pola akal selaras dengan pola jagat raya. Alam diciptakan Allah dengan keteraturan, keseimbangan dan dalam setiap sesuatu di sisi Allah memiliki timbangan dan ukuran. Dalam setiap ciptaan-Nya ada keindahan yang menciptakan ketertarikan.
Akal tertarik untuk memahami sesuatu, karena setiap obyek Allah ciptakan dengan keindahan. Akal tertarik akan sesuatu, karena dalam setiap obyek terdapat rahasia yang belum dipecahkan dan diketahui manusia. Dalam satu obyek, bila mau digali dan dipahami manusia, maka bila tumbuhan dijadikan pena. Bila lautan dijadikan tinta, maka tidak akan tuntas dikuliti hingga hari Kiamat.
Akal bisa memahami sesuatu karena alam semesta diciptakan dengan keteraturan, keseimbangan, segalanya memiliki timbangan dan ukuran, pola-pola ini sama dengan pola yang bisa ditangkap oleh akal. Dengan kebersamaan langkah antara ciptaan Allah di jagat raya, dengan ciptaan-Nya berupa akal, maka manusia bisa memahami dan berfikir.
0 komentar: