Menebar Sampah, Menebar Harapan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Menebar sampah, menebar harapan. Bukankah Allah mengeluarkan yang hidup dari yang mati? Bukankah kehancuran suatu peradaban bertanda bangkitnya peradaban baru? Sehelai sampah sumber makanan makro dan mikroorganisme yang hidup di tanah.
Sampah adalah sedekah bagi makro dan mikroorganisme yang hidup di tanah. Sampah menghidupkan cacing, rayap, semut, dan makhluk yang hidup di tanah. Mereka mengurai sampah menjadi bentuk terkecil hingga bisa diubah untuk menangkap unsur hara dari air hujan dan merombaknya menjadi hara bagi tanaman.
Rasulullah saw pernah memerintahkan para Sahabat untuk memperhatikan seonggok sampah, untuk apa? Menghidupkan hati yang telah lalai karena terlalu intens berinteraksi dengan gemerlapnya dunia. Berinteraksi dengan sampah, sebuah gerakan penyadaran akan tempat hilirnya semua yang diburu, diperebutkan dan dibanggakan manusia.
Sampah itu sumber energi panas. Membiarkan tumpukan sampah hijau menghasilkan biomassa. Pengkomposan tanah, menghasilkan panas untuk menguraikan sampah menjadi ukuran yang lebih kecil. Sampah pun bisa dibakar untuk menghasilkan panas. Panas merupakan sumber energi yang menggerakkan.
Sampahlah yang menghijaukan hutan. Sampahlah yang mencegah erosi tanah. Sampah yang menahan air hujan. Sampah yang menyuburkan tanah bagi tanaman. Di atas sampah, tumbuhan yang dibutuhkan manusia hidup, tumbuh dan berbuah.
Menebar sampah berarti menjaga tanah. Mengembalikan yang hilang dari tanah. Mensehatkan tumbuhan dan ragam kehidupan di tanah. Tanah penopang kehidupan di alam semesta.
Mengelola sampah berarti menghayati Al-Qur'an bahwa tidak ada yang sia-sia di jagat semesta raya ini. Seonggok sampah menjadi sayuran, palawija, dan buah-buahan. Bukankah ini keajaiban? Menebar sampah berarti menyaksikan kasih sayang Allah yang telah merubah sampah yang disia-siakan menjadi konsumsi manusia dan makhluk-Nya di jagat raya.
0 komentar: