Melawan dengan Kegoblokan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Ada kisah, seorang jendral perang mampu mengalahkan jendral perang lainnya dengan cara unik. Dia membuat strategi dengan kegoblokannya, di saat para jendral lainnya menggunakan kecerdikannya. Kegoblokan sang jendral tak bisa dimengerti dan terdeteksi oleh kecerdasan para jendral yang cerdas.
Dalam film kungfu dan silat, banyak petarung sejati yang digambarkan dari sosok yang goblok. Dalam kegoblokannya ada pribadi yang membuatnya tangguh, yaitu konsisten. Dia tak peduli dengan ocehan dan hinaan orang, dia konsisten dan terus konsisten. Hingga sampai waktunya, orang tak lagi menganggapnya sang goblok.
Usamah bin Laden berhasil lolos dari gempuran senjata canggih Amerika dengan seekor kuda. Amerika dan Uni Soviet, mundur dari Afghanistan bukan dengan kecanggihan senjata, tetapi dengan kekonsistenan melakukan perlawanan. Setiap kecanggihan dan kecerdasan harus dilawan dengan yang berlawanan, tradisional dan kegoblokan.
Manusia itu pembosan, bila terus dikepung dan diserbu dengan kecanggihan, maka akan rindu pada ketradisionalan. Bila terus dikepung oleh hiruk pikuk kesibukan, maka akan rindu kesunyian. Bila terus dikepung oleh kemudahan, maka akan rindu dengan tantangan. Bila ingin tumbuh, lakukan yang berkebalikan.
Minimarket modern terus tumbuh. Apakah warung tradisional tidak tumbuh? Setiap konsep tak bisa digantikan. Setiap orang menginginkan pengalaman yang berbeda-beda. Manusia tak bisa dipuaskan hanya dengan satu model kepuasan.
Kecanggihan teknologi tempur Yahudi Israel ternyata dikalahkan dengan strategi terowongan bawah tanah. Strategi kubah besi Yahudi Israel ternyata bisa dikalahkan dengan roket, layangan dan balon mainan para pemuda Palestina.
Bila kecerdasan dilawan dengan kecerdasan, maka kecerdasan bisa membaca kecerdasan. Bila kekuatan dilawan dengan kekuatan, maka kekuatan bisa membaca kekuatan. Lawan kecerdasan dengan kegoblokan. Lawan kekuatan dengan kelemahan. Ada satu yang tak boleh ditinggalkan Kekonsistenan. Kekonsistenan tak bisa dikalahkan oleh kecerdasan dan kecanggihan.
0 komentar: