Dunia itu Akhirat
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Ibadah ritual menjadi spiritual itu hal yang biasa. Kegiatan spiritual membuahkan spiritualitas juga hal yang biasa. Namun bagaimana aktivitas bisnis, politik, sosial, budaya dan kemiliteran membuahkan spiritual? Bagaimana aktivitas "dunia" adalah aktivitas akhirat?
Orang lain melihatnya sebagai "cinta dunia" padahal sebenarnya cinta kepada Allah. Orang lain melihatnya ngoyo dan haus terhadap harta dan kekuasaan padahal sebenarnya rindu kepada Allah. Dunia itu akhirat. Akhirat itu dunia.
Di era Umar bin Khatab, orang Yahudi terheran-heran terhadap muslimin, bukankah dunia merupakan penjara bagi muslimin, namun mengapa kaum muslimin bergelimang dengan kekuasaan dan kekayaan?
Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali, ring pertama dan utama di sisi Rasulullah saw. Iman, taqwa dan ilmu mereka bila ditimbang lalu dibandingkan dengan iman seluruh umat manusia tidak akan tertandingi. Namun mengapa mereka bisa mengenggam Romawi Timur dan Persia? Kekuasaan meliputi sebagai Asia dan Afrika?
Yang paling berkuasa dan berharta justru mereka yang paling bertakwa. Yang paling shaleh justru mereka yang paling sibuk dan tak kenal lelah membangun kemaslahatan di dunia. Panglima tak terkalahkan justru mereka yang shaleh.
Sibukkan dengan pergulatan dunia untuk akhirat. Lelahkan dengan hiruk pikuk dunia untuk kegembiraan di akhirat. Dunia dan akhirat seperti seorang petani. Menanam dan memetik buah. Menanam di dunia, memetik di akhirat. Saat menanam, petani banyak menemukan hal tak terduga. Seperti petani, saat mengolah sawah menemukan belut, ikan, sayuran, itulah dunia. Namun bukan tujuan.
Ada spiritualitas dalam hiruk pikuk dunia. Ada charger iman dalam pergelutan dengan dunia. Ada nutrisi jiwa dalam kelelahan dunia. Ada kebersamaan Allah dalam "aktivitas dunia" bukan saja dalam ibadah ritual.
0 komentar: