Obsesi Makhluk, Bukan Makhluk
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Bermimpi dan berobsesi, untuk apa? Ada kesenjangan antara obsesi dan kenyataan hari ini, untuk apa? Mewujudkan obsesi penuh liku perjalanan dan waktunya, untuk apa?
Obsesi dan mimpi, agar manusia berserah diri, berdoa dan bertawakal. Agar, menapaki perjalanan para Nabi dan Rasul. Agar, mengikuti jalan yang termudah yang ditunjukkan oleh Allah. Agar, akal dan potensinya didayagunakan.
Apa obsesi dan cita-citanya? Jangan mengikuti kemauan ego diri. Mendefinisikan obsesi dan cita-cita sesuai peran khalifah dan hamba Allah di muka bumi. Selaraskan obsesi dan cita-cita diri dengan tujuan penciptaan manusia.
Obsesi dan mimpi yang tertuju pada isi dan perhiasan dunia hanya berakhir menjadi sampah keusangan. Yang ditinggalkan tak pantas dijadikan cita-cita. Bukankah cita-cita itu berkaitan dengan masa depan? Yang dicapai lalu membosankan dan muncul kembali mimpi baru, tak pantas dijadikan cita-cita. Cita-cita haruslah perjalanan final yang tak butuh lagi yang baru.
Pantaskah pelayan dijadikan cita-cita? Pantaskah budak dijadikan cita-cita? Bukankah seluruh isi jagat raya adalah pelayan manusia? Mengapa cita-cita manusia masih tertuju pada yang seharusnya menjadi pelayan manusia? Harta itu pelayan. Kekuasaan itu pelayan. Sumberdaya itu pelayan. Mengapa diburu?
Seluruh kenikmatan di muka bumi untuk melayani manusia dalam menjalankan perannya dan mensukseskan jalan untuk merealisasikan tujuan penciptaannya. Mengapa kenikmatan menjadi tujuan dan cita-citanya?
Bila manusia itu makhluk terbaik. Derajatnya tertinggi dari seluruh makhluk Allah. Bila seluruh makhluk dan ciptaan Allah adalah pelayan manusia. Lalu apa obsesi manusia?
0 komentar: