Perbandingan dua Kebun, Kimawi dan Organik
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Ada dua kebun, yang satu mengandalkan pupuk kimia saja. Semua persoalan tanaman dituntaskan dengan obat-obatan kimia. Saat awal, pertumbuhan tanaman terlihat sangat bagus. Banyak yang mengaguminya.
Kebun yang menggunakan pupuk dan obat-obatan kimia, tanahnya dibiarkan miring. Rumput dibiarkan tumbuh. Hanya dibagian tanamannya saja yang terjaga dari rumput dan ilalang. Saat ilalang dan rumput sudah tinggi dan dipotong, sampah ilalang tak digunakan untuk menyuburkan area tanaman.
Satu kebun yang lainnya, menggunakan apa yang tersedia di alam. Tak menggunakan pupuk dan obat-obatan kimia dalam merawat pohonnya. Tanah yang miring, dibuatkan terasering yang sejajar dengan kemiringan bukit. Dalam satu jalur terasering dibuat petakan kecil agar air hujan berkumpul dan meresap di area kecil tersebut.
Dalam satu kotak terasering dibuat mikro irigasi. Tanahnya dibuat bergelombang dan berlubang mengikuti kontur bumi. Dengan cara seperti ini, air hujan meresap sempurna ke tanah dan tidak menggenang. Genangannya pun tidak menggenangi bibit pepohonan.
Dikumpulkan sampah dari sisa jerami padi, sekam, daun bambu dan sisa bakaran sampah. Dikumpulkan kotoran domba dan ayam. Dimasukan ke dalam lubang bibit tanaman. Bagaimana hasilnya?
Diawal, kebun yang menggunakan pupuk dan obat-obatan kimia terlihat sangat cepat pertumbuhannya. Kebun yang memanfaatkan air hujan dan sampah sangat lambat dan mudah terserang hama. Namun beberapa bulan kemudian, yang organik bisa melampaui pertumbuhan kebun yang diolah dengan serba kimiawi. Mengapa?
Yang kimiawi, hanya mengandalkan pupuk kimia. Yang organik, pupuknya terus disuplai oleh air hujan, makro dan mikroorganisme yang hidup di tanah. Setiap gerak dan aktivitas makro dan mikroorganisme senantiasa menyuburkan tanah. Tanahnya menjadi gembur, membuat akar tanaman leluasa menerobos tanah.
0 komentar: