Saat Hukum Di Lidah Penguasa
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Mengabdi untuk mengumpulkan harta. Duduk di ranah kekuasaan dan lembaga negara hanya untuk menjadi makelar perijinan, proyek dan anggaran. Itulah sebab tak ada malu dalam berkuasa. Itulah sebab kekuasaan tak bisa memperbaiki kondisi kesejahteraan dan ketimpangan.
Berkuasa bukan untuk melindungi nyawa rakyatnya. Satu nyawa tak berharga, apalagi ratusan nyawa. Nyawa itu sudah milik penguasa. Seperti Namrudz yang berkata bahwa dia bisa mematikan dan menghidupkan. Bila nyawa tak berharga, maka hukum pun sudah berada di balik lidahnya.
Bila harga satu nyawa begitu ringan, maka mengkorupsi uang rakyat merasa tak berdosa pula. Tak takut dengan penegakan hukum. Bukankah yang duduk di kekuasaan berkarakter sama? Bukankah sudah menjadi satu tubuh? Yang tampil ke publik hanya sandiwara diantara mereka saja? Agar seolah-olah masih ada hukum dan penguasa, padahal isinya hanya para perompak.
Sang Habib, bagaimana agar bisa masuk penjara? Sang gubernur, bagaimana bisa menggunakan rompi orange? Padahal yang sudah dipenjarakan mendapat potongan masa hukuman atau bersyarat. Yang kabur pun dibiarkan saja. Hukum sudah dibalik lidah penguasa.
Firaun membunuh ratusan ribu bayi lelaki dengan sengaja, terencana dan terstruktur. Apakah dihukum? Apakah prajurit dan pembesarnya dihukum? Pemuda Musa yang tak sengaja membunuh karena memukul seseorang yang berbuat aniaya terus diburu hingga harus keluar Mesir. Bila penguasa yang membunuh, maka bukanlah kejahatan. Begitulah hukum ditangan penguasa.
Firaun membunuh para ahli sihir. Tangan dan kakinya dipotong secara bersilang. Firaun membunuh Masyitoh dengan cara dimasukkan ke tungku api. Apakah ini kejahatan? Selama yang melakukannya para penguasa, tidak ada kejahatan. Kejahatan itu semua yang berbeda dengan penguasa.
Penguasa kehilangan sumberdaya bila yang dipenjara bukanlah penjahat kemanusiaan. Salah satu ciri tidak diberkahinya penguasa oleh Allah adalah bila para pembisiknya, yang di dalam lingkaran kekuasaannya adalah para penjahat rakyatnya sendiri. Dalam sejarah perjalanan manusia, adakah kemakmuran di era para penguasa seperti ini?
0 komentar: