Perjalanan Rezim Pendusta
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Penguasa bermental budak. Apa cirinya? Penguasa yang selalu berdusta. Buya Hamka dalam bukunya Bohong di Dunia mengupas bahwa kedustaan itu lahir dari jiwa yang bermental budak.
Menurunkan Buya Hamka, jiwa budak itu terlihat dari kebiasaannya berbohong, kebiasaannya memungkiri janji, tidak bertanggungjawab atas kesalahan yang dilakukan atau tidak mengakui perbuatannya sendiri. Bagaimana fenomena penguasa rezim saat ini?
Apa yang paling menyakitkan rakyat dari seorang penguasa? Kedustaannya. Menurut Buya Hamka, alangkah sakitnya, sakit sekali, jika bertemu dengan seorang pembohong, pendusta yang dihadapannya dan di hadapan kita telah bertumpuk bukti dan alasan atas suatu kesalahannya, namun orang itu mengelak dari tanggungjawabnya. Bagaimana dengan rezim penguasa saat ini?
Penguasa memiliki lembaga, struktur, dana dan sumber daya tak terbatas. Namun mengapa masih berbohong? Padahal seluruh kekuatan ada pada genggamannya. Dialah pengendali negri. Namun mengapa terus berdusta? Berarti memang tak bisa memimpin negri dan sengaja membuat kelalaian.
Rezim yang berdusta apakah tentram? Apakah alat kekuasaan dapat menutupi kedustaan? Menurut Buya Hamka, kedustaan disangka bisa melepaskan diri padahal justru menyusahkan diri. Jiwanya merana, terlihat dari raut wajah dan matanya. Perhatikan raut wajah dan sorotan wajah pemimpin rezim tertinggi saat ini?
Apakah rezim penguasa pendusta mampu menyelesaikan persoalan bangsa? Bila kekecewaan telah memenuhi hati rakyat, apakah mau berpartisipasi dalam membangun bangsa? Apakah mereka yang bersih hatinya, rela berjuang, cerdas, profesional dan amanah mau bergabung dengan rezim penguasa pendusta?
Dusta adalah pangkal segala dosa. Seperti itulah Rasulullah saw bersabda. Bila rezim penguasa selalu berdusta, bagaimana pengelolaan kekuasaannya? Akan banyak kebijakan yang salah, merugikan, dan menghancurkan. Itulah perjalanan penguasa pendusta.
0 komentar: