Mewujudkan Kemukjizatan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Terlalu lama di medan kata-kata, kapan menuju medan amal? Terlalu lama di medan penentuan strategi dan methodelogi, kapan menuju medan penerapan dan realisasi? Terlalu lama dihabiskan waktu hanya sebagai tukang pidato dan ahli bicara, padahal zaman menuntut untuk segera mempersembahkan amal nyata yang profesional dan produktif.
Dunia kini tengah berlomba untuk membangun unsur-unsur kekuatan dan mematangkan persiapan, sementara kita masih berada di dunia kata-kata dan mimpi. Perdebatan terus menghiasi seperti benang kusut yang tak bisa diurai. Setiap orang dan kelompok bangga dengan pendapatnya sendiri.
Di era Rasulullah saw, siapakah yang paling banyak berdebat? Para munafikin. Sangat sholeh di depan Rasulullah saw, namun lari kebelakang, mundur, banyak alasan bila lantunan jihad dan amal dikumandangkan. Di era Ali bin Abi Thalib, siapakah yang paling banyak bicara dan mengecam? Saat jihad dikumandangkan justru memusuhi Ali bin Abi Thalib.
Bila Islam itu bukan politik? Bila Islam itu bukan sosial? Bila Islam itu bukan ekonomi? Bila Islam itu bukan peradaban? Lantas apa itu Islam? Apakah hanya rakaat kosong tanpa kehadiran hati? Apakah hanya lafadz-lafadz dzikir? Hanya sebatas spiritualitas keagamaan saja?
Daya jangkau Islam itu universal, daya jangkau dan daya sentuhnya mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik bagi mereka yang sedang bangkit, yang telah mapan, yang baru tumbuh, maupun yang sudah maju. Bila salah satu aspek kehidupan disentuh dan konsisten dengan nilai Islam maka kemukjizatannya akan bermunculan kembali.
Kemukjizatan Islam akan kembali ke tengah kehidupan manusia, bila ruang geraknya tidak dipersempit di ranah ibadah formal semata. Sentuhan Allah, kebersamaan Allah, pertolongan Allah, kemudahan dari Allah dan keberkahan kehidupan hanya terwujud dengan menerapkan sistem Allah dalam realita kehidupan ini.
0 komentar: