Jalur Keilmuan Pangeran Diponegoro
Jakarta, NU Online
Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah, Kiai Achmad Chalwani pada Haul Pangeran Diponegoro Jumat (15/1) malam mengatakan Pangeran Diponegoro adalah seorang faqih juga sufi, punya guru syariat dan guru tarekat.
"Pangeran Diponegoro pernah mengaji ilmu hikmah kepada simbah KH Nur Muhammad Ngadiwongso, Salaman dan mengkaji ilmu Tafsir Jalalain kepada KH Baidlowi Pesantren Bagelen, Purworejo yang makamnya ada di Godegan, Bantul," kata Kiai Achmad Chalwani dalam haul bertema Menjaga Warisan Nusantara.
Menurut Kiai Chalwani, KH Baidlowi adalah seorang ulama besar memiliki putra Kiai Hasan Muhibat. Salah satu keturunan dari Kiai Hasan adalah Budi Karya Sumadi Menteri Perhubungan RI. Sedangkan guru ilmu syariat Diponegoro adalah kiai Hasan Besari Tegalsari, Ponorogo.
"Ada sosok ulama yang menjadi Mangguloyu Dunya Diponegoro simbah kiai Abdurrauf kakeknya mbah Dalhar Watucongol, Magelang yang kemudian ditunjuk sebagai bendahara perang Diponegoro yaitu kiai Gedong, Magelang,"`papar Kiai Chalwani.
Pusat peperangan ada di kampung yang bernama Benteng, dekat langgar agung tempat mujahadah. "Tempat mujahadah lain di belakang pesantren Api Tegalrejo, Magelang. Jadi, Pangeran Diponegoro lahir di Yogya punya peninggalan mujahadah di dua tempat," katanya.
"Mujahadah dilakukan Pangeran Diponegoro dengan niat mendapat keberkahan dari sang guru KH Nur Muhammad," jelas Kiai Chalwani.
Pengasuh Pesantren An- Nawawi, Berjan, Purworejo ini mengatakan, Mbah Hasyim Asyari juga punya guru syariat Syaikhona Cholil Bangkalan, Madura. Ketika menjadi katib Syekh Termas di Makkah, Hadratussyekh Hasyim Asy'ari talqin baiat Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah kepada Syekh Mahfud Termas, Pacitan.
"Ketika Bung Karno membacakan teks proklamasi di Pegangsaan timur Jakarta, tampil putra tarekat mendampingi Bung Karno yakni Mohammad Hatta yang akhirnya terpilih menjadi wakil presiden pertama. Bung Hatta adalah putra ustadz H Jamil guru Tarekat Naqsabandiyah Kholidiyah, Batu Hampar, Sumatera Barat," teragnnya.
Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Kendi Setiawan
0 komentar: