Iman itu Melampaui Kemukjizatan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Yakin tak butuh keajaiban. Iman tak perlu menyaksikan peristiwa luar biasa. Bukankah umat yang menyaksikan sendiri kemukjizatan para Nabi dan Rasul pun tetap dalam kekafirannya? Bukankah umat yang ditolong dan menikmati kemukjizatan pun tetap menjadi pembangkang?
Para pembangkang, seandainya firman Allah langsung menjelma menjadi kertas di tangan mereka. Walaupun mereka menyaksikan para malaikat turun beriringan dari langit di hadapan nya. Pasti akan bermunculan ragam alasan untuk membangkang. Seperti kaum Bani Israel yang terus membangkang Nabi Musa, walaupun ragam kemukjizatan dirasakan dan telah menolongnya. Itulah karakter manusia.
Iman itu sendiri sudah melampaui kemukjizatan. Apa akhir dari semua kemukjizatan para Nabi dan Rasul? Beriman pada Allah dan Rasul. Menyelesaikan semua persoalan hidupnya. Perantara datangnya pertolongan dan kemudahan dari Allah.
Dengan iman, jagat raya ini dipenuhi kemukjizatan. Bagaimana langit tanpa tiang? Bagaimana matahari dan bulan tidak bertabrakan? Bagaimana hewan dan tumbuhan berkembang biak dan berbuah? Setiap pandangan mata. Setiap pendengaran dan rasa, penuh dengan kemukjizatan. Bukankah manusia tidak akan pernah bisa menciptakan sesuatu pun di jagat raya ini? Bukankah manusia hanya bisa mencontek dan memanfaatkannya saja?
Iman itu mendatangkan kemudahan dan jalan ke luar. Iman menjadi penghubung komunikasi dan interaksi manusia dengan Allah. Iman mendatangkan ketentraman dan kebahagiaan. Bukankah ini yang didambakan?
Tak butuh kehebatan dan keluarbiasaan diri. Tak butuh menjadi manusia super dan powerful. Tak butuh keperkasaan yang tak terkalahkan. Tak butuh kecerdasan super brilian. Dengan iman, Allah akan menundukkan semuanya bagi manusia.
Dengan Iman, manusia menapaki jalan Allah dan Rasul. Bila jalan ini yang ditempuh, adakah kecerdasan dan kekuatan yang bisa melampauinya? Hidup yang paling mudah itu dengan Iman, bukan dengan akal pikiran dan kekuatannya sendiri.
0 komentar: