Dimana Keberadaan Tongkat Nabi Musa AS?
Rep: Umar Mukhtar Red: Nashih Nashrullah
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tongkat Nabi Musa AS merupakan salah satu mukjizat yang diberikan Allah SWT sebagai penguat kenabian dan kerasulan. Di manakah keberadaan tongkat itu sekarang?
Hingga saat ini tidak ada literatur yang secara jelas menjelaskan soal keberadaan tongkat Nabi Musa AS yang dengannya bisa membelah Laut Merah sehingga lolos dari kejaran Fir'aun. Melalui tongkat itu juga, Nabi Musa beberapa kali menunjukkan mukjizat atas Kuasa Allah SWT.
Namun, sebagaimana dilansir di laman Mawdoo, mengutip pernyataan Dr Rasyid Jarrah dalam “Aina Dzahabat Asha Musa”, menjelaskan sampai sekarang tidak ada teks eksplisit atau bukti yang jelas terkait keberadaan tongkat Nabi Musa. Salah satu peneliti menunjukkan bahwa tongkat Nabi Musa dibakar ketika Musa membakar anak sapi orang Samaria.
Sebagaimana klaim peneliti tersebut, orang Samaria telah memanfaatkan tongkat Musa untuk menyebarkan jiwa di dalam anak sapi karena khasiatnya yang ajaib. Hal ini mendorong banyak orang untuk mempercayai orang Samaria dan menyembah anak lembu.
Nabi Musa sendiri menggunakan tongkat tersebut dalam kehidupan sehari-harinya, dan tongkat itu juga memiliki mukjizat tersendiri.
Misalnya, Nabi Musa biasa bersandar pada tongkatnya saat melakukan perjalanan, bepergian dan mengembara. Tongkat itu juga digunakan untuk berjalan, dan dapat berdiri tegak sehingga Nabi Musa bisa berdiri di atasnya.
Tongkat tersebut juga untuk mengetuk cabang-cabang pohon, agar jatuh daun-daunnya untuk kemudian dimakan para domba gembalaannya. Tongkat ini memiliki dua kepala cabang, yang dipakai untuk menggantung busur atau anak panah.
Pada malam hari, kedua kepala tongkat itu akan menyala seperti lampu. Beberapa manfaat lain dari tongkat Nabi Musa, ialah tongkat itu membantu beliau untuk bisa minum air dari sumur yang dalam. Tongkat ditancap ke tanah dan bertahan lama sampai keluar air dari sumur yang dalam itu.
Kepala tongkat itu kemudian berubah menjadi seperti ember, lalu Nabi Musa mengisinya dan meminum airnya. Jika tongkat tersebut dicabut, maka air akan berhenti keluar.
Selain itu, jika matahari terlalu terik dan panas, dan Nabi Musa tidak dapat menemukan tempat untuk berlindung, maka tongkat itu akan mengeluarkan cabang-cabang, lalu jubah Nabi Musa diletakkan di atasnya sehingga menjadi tempat yang teduh. Ketika Nabi Musa ingin buah, tongkat itu ditancapkan ke tanah, lalu tumbuh dan menghasilkan buah.
0 komentar: