Spiritualitas Pertanian Organik
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Dalam pertanian organik ada cinta dan kelembutan. Membiarkan tanaman tumbuh alamiah sesuai waktunya. Membiarkan tanaman berbuah sesuai masanya. Tumbuh berkembang sesuai takdir-Nya. Tak ada yang dimanipulasi dan direkayasa.
Dalam pertanian organik merasakan kerjasama tim dengan alam. Seluruh yang hidup di dalam tanah, permukaan tanah, udara, dan yang hinggap di pepohonan adalah satu kesatuan tim. Tak ada musuh yang harus dibasmi. Yang ada bagaimana menciptakan keseimbangan lingkungan. Beri kebutuhannya sesuai kadarnya agar tidak saling menghancurkan.
Pertanian organik menciptakan kenyamanan. Bagaimana agar makro dan mikroorganisme yang bisa hidup nyaman dan bergembira. Bagaimana mereka merayap, melompat dan terbang dari satu tempat ke tempat lain dengan bahagia. Bagaimana mereka saling bersahutan? Bunyi dan suara ragam hewan menjadi hiburan.
Hidup ini satu kesatuan yang utuh. Hidup ini beraqidah atau bertauhid. Hidup dalam poros yang satu. Semua makhluk bersujud dan beribadah kepada Allah. Tak ada yang merugikan dan dirugikan. Yang ada hanya menciptakan keseimbangan. Itulah konsep dasar pertanian organik.
Semua makhluk hidup hanya menjalankan perannya bila semuanya menghambakan diri kepada Allah. Bila semuanya mengikuti syariat Allah, semua profesi manusia dan makhluk hidup hanya berbagi peran agar kehidupan berjalan hingga datangnya hari kiamat.
Belajar hidup dengan pengelolaan pertanian organik. Tak ada lagi iri dan dengki. Tak ada lagi keserakahan. Tak ada lagi permusuhan. Tak ada eksploitasi. Tak ada pemaksaan kehendak terhadap alam. Semuanya teman, sahabat, saudara dan hamba Allah.
Saling bersedekah. Saling menjalankan peran. Saling bekerjasama walaupun tak saling paham bahasanya. Berkoordinasi dengan lintas makhluk hidup. Tak pernah kenal dan menyapa. Tak pernah berbicara dan bertemu. Namun saling beradu dalam ketidakpahaman. Itulah pertanian organik.
0 komentar: