Sisihkan Waktu untuk Mengolah Tanah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Sudah dua pekan mengumpulkan sampah. Indahnya menyisir sampah di tempat pembakaran. Bertemu dengan cacing, berkaki seribu, lipan, semut, rayap dan banyak makhluk kecil lainnya yang tak dikenali. Merekalah yang telah berjasa menyuburkan tanah. Pernahkah merasa hutang jasa pada makhluk kecil tersebut?
Sampah diurai menjadi humus. Lalu menjadi tanah kembali. Humus inilah yang menjadi sumber kesuburan tanah. Adakah pohon, buah-buahan dan sayuran tanpa kesuburan tanah? Bisakah industri pupuk kimia menggantikan peran sampah, cacing, lipan, kaki seribu, rayap, semut dan makhluk lainnya? Tak ada sedikitpun campur tangan manusia dalam proses penciptaan alam.
Sangat jarang sekalian menundukkan mata ke tanah. Tanah yang diinjak-injak apakah tak berguna? Mengapa manusia sering berselisih dan bersengketa tanah namun tak peduli dengan penghuni tanah? Fokusnya, tanah hanya untuk property saja tanpa berfikir bagaimana tanah mendukung dan menyelamatkan kehidupan manusia?
Mengapa Srilanka menjadi negara bangkrut? Apa penyebab krisis sebuah negara dan dunia? Sebab krisis adalah melambungnya harga karena pasokan pangan yang terbatas. Keterbatasan pasokan pangan karena tak peduli dalam mengelola tanah. Tanah tak dioptimalkan untuk kemakmuran.
Yang tinggal di desa. Yang kebutuhan hariannya diambil dari pengelolaan tanah sendiri. Tidak akan pernah merasakan krisis. Tak peduli dengan hyper inflasi. Tak berpengaruh dengan lonjakan dahsyat harga. Sebab perut tetap kenyang tanpa harus punya uang. Sebab ada yang dijual untuk mendapatkan uang.
Harga kekhalifahan Abbasiyah hanya segelas air. Khalifah Harun Ar Rasyid rela menukar singgasananya dengan segelas air demi menyelamatkan nyawanya karena sebab kehausan. Bila seperti ini, mengapa sumber daya yang ada untuk mengumpulkan harta, emas, berlian, kendaraan dan asesoris kebendaan lainnya?
Sisihkanlah untuk mengelola tanah. Sisihkan waktu untuk bercengkrama dengan makro dan mikroorganisme tanah. Semuanya lebih berharga dari kebendaan mewah yang membuat kagum banyak orang. Bukankah gambaran surga dimulai dengan kebun-kebun yang dibawahnya mengalir sungai?
0 komentar: