Menuntaskan Perselisihan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Apa yang diperselisihkan manusia? Dari soal kekuasaan hingga keluarga. Bagaimana menyelesaikan semua perselisihan? Akalkah? Filsafatkah? Ilmu dan teknologikah? Al-Qur'an diturunkan, para Nabi dan Rasul diutus untuk menuntaskan semua perselisihan yang ada di muka bumi. Agar kehidupan menjadi tentram.
Bila referensi seluruh perselisihan dikembalikan kepada Al-Qur'an dan Sunnah para Nabi dan Rasul. Perselisihan akan tuntas di dunia. Bagaimana bila perselisihan diselesaikan dengan akal? Filsafat? Ilmu dan teknologi? Apalagi dengan hawa nafsu? Maka perselisihan akan dituntaskan di pengadilan Allah di akhirat.
Bila referensinya Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw, kesalahan ijtihad mendapatkan satu pahala. Benar berijtihad mendapatkan dua pahala. Yang menang kasusnya. Yang kalah di pengadilan, derajatnya sama. Semuanya mendapatkan ampunan Allah. Semuanya meraih surga. Seperti wanita pezina yang menerima keputusan hukum dari Rasulullah saw.
Putusan hukum yang referensinya Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw tidak akan menciptakan perpecahan. Perhatikan saat khalifah Umar bin Khatab dan Ali bin Abi Thalib kalah dalam pengadilan. Saat sang hakim memenangkan Yahudi? Para khalifah menerimanya. Apa yang terjadi? Sang Yahudi akhirnya mengakui sendiri kesalahannya. Sang Yahudi sendiri yang membongkar kelicikan dirinya.
Keadilan tak tercipta dari akal, kecerdasan dan luasnya ilmu. Keadilan terlahir dari hati yang bersih dan yang referensinya Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw. Perjalanan akal, kecerdasan dan ilmu hanya perdebatan, perselisihan dan siapa yang terbaik. Akal tak bisa ditundukkan akal. Kecerdasan tak bisa ditundukkan oleh kecerdasan. Ilmu tak bisa ditundukkan oleh ilmu. Sebab kedudukan mereka setara.
Apa yang bisa menundukkan akal, kecerdasan dan ilmu? Hanya Al-Qur'an, Sunnah Rasulullah saw dan sentuhan hati. Hati adalah raja pada diri manusia. Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw, melampaui semua kehebatan dan kecerdasan akal dan ilmu manusia.
Mengapa politik kekuasaan tak pernah tuntas berkonflik? Mengapa peperangan militer, ekonomi, budaya dan ilmu tak pernah tuntas? Mengapa gugat menggugat tak pernah berhenti di pengadilan? Mengapa masyrakat terus bergolak dan berkonflik? Sebab yang menjadi referensi untuk menuntaskan perselisihan bukan obat mujarab yang bisa menyelesaikan perselisihan. Tidak mengambil obat perselisihan dari Al-Qur'an, Sunnah Rasulullah saw dan sentuhan hati. Itulah sebab dunia penuh kekacauan.
0 komentar: