Hukum Cahaya
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Rasulullah saw menjelaskan bahwa para Sahabat seperti bintang-bintang di langit. Bila satu bintang saja dijadikan petunjuk, maka manusia tidak akan tersesat. Bukankah bintang itu bercahaya karena cahaya matahari? Andaikan seluruh bintang di jagat raya dikumpulkan jadi satu, bisakah cahayanya seperti matahari? Tak ada cahaya yang hilang.
Rasulullah saw adalah rahmat bagi semesta alam. Bila akhlak para Sahabat disatukan, itulah kemuliaan Rasulullah saw. Para Sahabat adalah serpihan cahaya dari Rasulullah saw. Tabiin adalah serpihan cahaya para Sahabat. Untuk itulah Umar bin Abdul Aziz tetap merasakan kemuliaan Muawiyah bin Abu Sofyan dibandingkan dirinya.
Apakah ada murid yang lebih pintar berilmu dari gurunya? Tidak akan pernah ada. Adakah anak yang lebih hebat dari orang tuanya? Tidak pernah ada. Sebab, keilmuan dan kehebatan seseorang hanya salah satu bagian terkecil dari kemuliaan guru dan orang tuanya.
Dalam satu majelis, imam Bukhari bisa mengumpulkan murid sebanyak ratusan ribu murid. Adakah yang menyamai ilmu Bukhari setelahnya? Tidak ada lagi. Namun kumpulan ilmu murid-muridnya cahayanya seperti cahaya ilmu imam Bukhari. Cahaya itu akan terus terjaga hingga lenyapnya jagat raya.
Kapan cahaya kebaikan itu hilang? Menjelang hari kiamat. Saat seluruh manusia yang masih ada iman diwafatkan oleh Allah dengan hembusan angin. Setelah itu tak ada lagi kebaikan yang akan muncul. Sebelum itu terjadi, kebaikan dan kebenaran akan terus ditegakkan. Karena cahaya terus tersimpan dan terjaga.
Allah senantiasa membimbing manusia kepada cahaya. Diberi proses alamiah berupa usia tua, lupa hingga sakit. Terus melemah dan persoalan agar merasakan ketidakberdayaan. Dilimpahkan rahmat-Nya yang tak terhingga agar muncul kesadaran berterimakasih. Diutus para Nabi, Rasul dan Kitab Suci agar akal, jiwa dan perjalanan hidupnya terbimbing. Bila tak bisa juga, barulah diberikan kesulitan yang super berat dan persoalan yang tak bisa selesai kecuali hanya kembali kepada-Nya.
Cahaya itu bawaan abadi manusia. Fitrah ketuhanan itu cahaya yang terus tersimpan pada setiap manusia. Cahaya itu akan terus terang dan semakin terang bila disambungkan dengan Sumber Cahaya melalui sambungan yang benar yaitu Allah dan Sunnah Rasulullah saw.
0 komentar: