Beragam Kisah Buah-buahan dalam Al-Qur'an
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Saat Allah menjelaskan surga, apa yang paling sering digambarkan? Apa yang pertama kali sering diutarakan? Kebun-kebun yang mengalir air di bawahnya. Juga, buah-buahan. Rumah, perhiasan juga ada, namun mengapa lebih sering tentang kebun dan buah-buahan?
Mengapa larangan Allah terhadap Nabi Adam berupa buah? Apakah ini bertanda buah merupakan komponen surga yang lebih berharga dan menarik dari yang lainnya? Buah yang digambarkan adalah buah yang terus menerus panen, mudah diambil dan tidak dilarang untuk mengambilnya.
Dalam buah ada karbohidrat dan air. Dalam buah ada kesegaran. Dalam buah banyak hal yang bisa mengeluarkan racun tubuh dan meningkatkan antibodi alami. Buah tak bisa diduplikasi.
Dalam beberapa kisah, Allah melimpah ruahkan hasil panen buah kepada orang kafir. Mengapa kisahnya seperti ini? Allah juga mampu memberikan kekayaan kepada orang kafir sehingga loteng rumahnya, tangga, pintu, peralatan rumah tangga, lantainya terbuat dari perak dan perhiasannya emas. Mengapa dikisahkan seperti ini? Sedangkan bagi mukmin dianugerahi surga? Agar manusia paham tak berharganya dunia.
Dalam setiap kisah pemilik kebun, saat buah siap dipanen, tiba-tiba pohonnya mati dan panennya gagal. Bagi pemburu dunia dan pelaku kezaliman, hukum inilah yang berlaku. Diawal terlihat terang dan mudah jalan kesuksesan. Semua rencana dan strategi terlaksana tanpa hambatan dan memuaskan. Saat hasilnya akan dipetik esok hari, yang dialami hanyalah kehancuran.
Apakah ada kesalahan dalam pengelolaan harta? Lihatlah kisah pemilik kebun. Muncul kekikiran saat buah hendak dipanen. Panen di pagi yang buta agar tak seorang pun melihatnya sehingga tak ada yang meminta buahnya. Berencana tidak akan memberikan hasil panennya kepada para fakir miskin saat panen tiba.
Setiap orang bisa membangun kebun agar panen berlimpah ruah. Namun banyak kegagalannya di saat panen. Kegagalan menghapus kekikiran. Bangga dengan hasil panen karena merasa semua ikhtiarnya. Padahal tak ada peran sedikitpun bagi manusia dalam kehidupan ini.
0 komentar: