Tak Harus Mati Dulu, Baru Menyesal
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Penyesalan di alam kubur, apakah menunggu kematian? Penyesalan di hari penghisaban, apakah menunggu kehidupan di akhirat? Penyesalan itu sudah bisa dirasakan di saat ini juga. Bukankah banyak yang telah menyesal tentang masa lalunya? Bukankah banyak yang ingin mendesain ulang tentang masa lalunya?
Saat muda, terasa indah masa kanak-kanak. Saat tua, terasa indah masa remaja. Masa lalu tak bisa diulang kembali. Seperti saat di negeri akhirat, keinginan kembali di dunia tak bisa diulang lagi. Sekarang, mengapa kenangan masa lalu, tak bisa menggugah kesadaran, andai saat kita di alam kubur, lalu ingin kembali ke dunia?
Andai masih diberi umur, berarti masih diberi peluang untuk merekayasa masa depan. Masa lalu tak bisa diubah lagi, namun masih bisa diperbaiki. Memperbaiki masa lalu dengan bertaubat. Masa lalu yang hitam menjadi bersih kembali. Beban kekelaman masa lalu, tak menjadi beban lagi. Membuat arah hidup baru, untuk memperbaiki masa lalu dan merekayasa masa depan.
Masa lalu tak perlu dihapus dan dihilangkan. Masa lalu biarkan terus hidup. Bukankah Allah mengabadikan kesalahan Nabi Adam? Bukankah umat yang durhaka terus diabdikan dalam Al-Qur'an? Bukankah pelajaran terbaik adalah pengalaman?
Sebelum datang azab. Sebelum datang kematian, masa lalu masih bisa diperbaiki. Allah mengazab, ketika manusia telah mencapai puncak kerusakan, kezaliman dan kedurhakaan. Saat kerusakan masa lalu telah menjadi kebanggaan, kesombongan, perlawanan dan kepongahan terhadap Allah. Barulah diazab.
Hidup di dunia adalah rahmat dari Allah. Masa lalunya bisa diampuni bila bertaubat Masa depannya ditolong Allah bila berdoa. Masa sekarangnya dilayani oleh seluruh makhluk-Nya dan alam semesta bila beriman, menghambakan diri dan bertawakal.
Masa lalu menjadi goresan terbanyak dalam Al-Qur'an. Masa lalu yang kelam dan indah digoreskan oleh Allah. Masa lalu adalah tentara Allah untuk menghidupkan jiwa manusia yang mau mengambil pelajaran. Jangan biarkan masa lalu berlalu begitu saja. Yang sudah dialami jadikan guru pembimbing, guru spiritual, guru akal, jiwa dan hati. Itulah sebab, masa lalu diabadikan dalam Al-Qur'an.
0 komentar: