Pelajaran Hidup dari Sisa Koran saat Berkebun
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Membawa sisa koran harian Republika untuk mulsa tanaman di perkebunan yang terletak di Sukabumi. Ada satu karung yang dibawa. Sebelum dijadikan mulsa, kubaca dulu judul head linenya. Setiap edisi Ahad, kubaca habis bagian sejarahnya tentang Islam Digest. Tak disangka ada rentetan yang luar biasa. Sepertinya Allah tengah mengajari saya.
Headline pertama soal Wakaf. Bagaimana Turki Utsmani membangun kemakmuran dengan konsep wakaf. Dari wakaf tanah, bangunan, infrastruktur, peralatan teknologi, emas, perak hingga uang tunai. Para khalifah menyerahkan kekayaan pribadinya untuk wakaf. Hingga sebuah masjid memiliki jaringan bisnis yang menggurita hingga fasilitas publik, rumah sakit, sekolah gratis. Sepertinya Allah mengingatkan tujuanku membangun perkebunan, yaitu untuk wakaf produktif, seperti pesan Umar bin Khatab
Headline kedua tentang kisah-kisah musyawarah burung. Sekelompok burung yang mencari pemimpin yang dipandu oleh Hud-hud. Ini kisah sufi. Pencarian tentang Allah. Hingga hidupnya meraih kefanaan. Melenyapkan dirinya. Yang dilihat, dirasakan, didengar dan seluruh kehidupan bersama Allah saja. Sepertinya Allah membimbingku untuk mentauhidkan-Nya walapun dalam urusan pengelolaan perkebunan ini.
Headline ketiga tentang imam Jazari, beliau ulama robotik saat seluruh Eropa belum mengenal mandi. Selama hidupnya dia mampu merancang mesin sebanyak 100 mesin dengan konsep hidrolik. Rancangan mesinnya hingga sekarang masih digunakan. Sepertinya Allah mengingatkanku agar memanfaatkan teknologi otomatisasi dalam pengelolaan perkebunan.
Headline ke empat tentang kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz. Dari karakter ulama melahirkan karakter yang adil. Keadilan lahir dari ketakwaan bukan kecerdasan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Keadilan lahir dari kasih sayang dan cinta. Sedangkan mata air kasih sayang dan cinta adalah iman kepada Allah. Sepertinya Allah mengajarkan bahwa meraih kepemimpinan harus melalui 3 tahap, mewakafkan hidup bersama Allah, berorientasi hidup hanya untuk Allah, dan merekayasa tanda-tanda kebesaran Allah menjadi ilmu dan teknologi.
Headline ke lima tentang Sumbangan Turki Utsmani pada Irlandia yang diserang kelaparan parah. Inggris yang menjajah Irlandia tak peduli. Sebab Inggris beragama Protestan sedang Irlandia Katolik. Namun Islam adalah rahmatan lil alamin untuk semua umat manusia. Sepertinya Allah mengajarkan bahwa kelak saat kepemimpinan sudah diraih gunakan untuk menolong dan memudahkan seluruh urusan manusia.
Headline ke enam tentang Futuh Mekah. Aku bertanya, "Apakah setelah ini masih ada Islam Digest harian Republika yang belum dibaca? Karena masih banyak sisa koran yang belum dijadikan mulsa tanaman". Sampai koran yang terakhir ternyata tidak ada, yang terakhir bertema Futuh Mekah. Futuh Mekah itulah yang terakhir, setelah melewati headline pertama hingga kelima. Bisa jadi inilah proses kebangkitan dan kembalinya kepemimpinan pada umat Islam.
Allah telah mendidik dan memberikan pelajaran saat aku berkebun di pagi hari. Saat matahari baru terbit. Saat burung mulai berkicau. Saat tanah dan pepohonan masih basah oleh hujan semalam. Saat bersamaan, Allah menurunkan ragam ilmu dan kepahamanan selama berkebun di perbukitan yang hening. Masya Allah...
0 komentar: