Mengapa Firaun dan Namrudz Resah?
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Bila menjadi orang terkaya dan berkuasa, apakah tak memiliki masalah lagi? Persoalannya hidupnya adalah bisikan yang muncul dari hatinya. Saat tak beriman kepada Allah, manusia akan menjadi lemah dan tak bisa mengelola besitan hatinya. Padahal inilah pondasinya.
Yang jauh dari Allah, akan selalu dirundung kemalangan luar biasa. Bukankah sakit hati lebih sakit dari sakit gigi? Bukankah penyakit jiwa lebih sengsara daripada sakit tubuh? Bukankah untuk mengobati tubuh yang sakit dimulai dari penyembuhan jiwanya?
Yang jauh dari Allah, apapun capaian hidupnya akan senantiasa dipenuhi bisikan dan hasutan syetan. Apa itu? Samudera ketakutan, was-was dan keresahan. Syetan akan selalu membisikan was-wasnya. Ingatkah kisah seorang Rahib yang telah beribadah seratus tahun? Sekali bermaksiat syetan akan terus memasukkan was-was ketakutan dan keresahan. Di akhir hayatnya, dia mengakui syetan sebagai tuhannya.
Rasa was-was, ketakutan dan keresahan tak bisa diobati dengan akal dan ilmu. Tak bisa diobati dengan menghindari yang ditakutkan. Tak bisa diobati dengan ikhtiar untuk mengobati ketakutan. Hanya dengan rahmat Allah saja ketakutan, was-was dan keresahan akan lenyap.
Rasa was-was, ketakutan dan keresahan hanya lenyap bila bersahabat dengan malaikat. Malaikatlah yang memasukkan ke dalam hati manusia rasa ketentraman. Seperti saat perang Badar, Malaikat menyelipkan ketentraman kepada muslimin.
Firaun resah karena lahir seorang bayi walaupun telah dinobatkan sebagai tuhan. Namrudz resah dengan seorang pemuda, walaupun dia penguasa yang kuat. Pemilik kebun dalam surat Al-Kahfi resah bila ada fakir miskin yang meminta hasil panennya. Saat pelindung dan penolongnya selain Allah maka kekuatannya seperti rumah sarang laba-laba.
Terus berjalan menapaki ketakutan, keresahan dan was-was, itulah bila teman perjalanannya syetan atau selain Allah. Akhirnya kelemahan jiwa sebab was-was. Terus berjalan menjalani kezaliman yang paling zalim untuk menghancurkan ketakutannya dalam kehidupannya. Itulah dua jalan yang pasti terjadi saat manusia menjauhi Allah.
0 komentar: