Gunung Pancar, Persawahan yang Tergerus
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Hampir 4 tahun tidak rutin ke pemandian air panas kawah merah gunung pancar. Jalan yang kecil sunyi sekarang ramai dan macet parah. Dahulu daerah ini sangat terpencil sekarang banyak areal persawahan yang sudah menjadi milik developer real estate sekelas PT Setul tbk.
4 tahun yang lalu, dari pemandian air panas, pemandangannya dipenuhi pegunungan gunung gede, hijau dan asri. Sekarang bila pribadi mulai banyak bermunculan. Sawah menjadi vila dan resto. Masyarakat desa tak memiliki sawah lagi. Mengapa yang dipikirkan oleh yang berharta hanya kendaraan dan real estate?
Satu sisi, dunia dihadapan pada persoalan krisis pangan dan perubahan iklim global. Pada sisi lain yang berharta, yang berpendidikan dan yang memiliki kekuasaan, terfokus pada membangun aset real estate. Lahan pertanian dan perkebunan diubah fungsinya menjadi hanya sebagai tempat peristirahatan dan kesenangan saja. Padahal, pada kemampuan yang besar terdapat tanggungjawab yang besar.
Air yang gemericik di sepanjang jalan sudah hilang. Aliran air jernih dan selokan yang berada disisi pemandian telah hilang. Entahlah apa yang dipikirkan oleh yang berharta dan berkuasa. Apakah hidup itu hanya untuk bersenang-senang? Apakah kebahagiaan itu hanya bermewahan? Apakah sukses itu hanyalah kepemilikan aset saja? Mengapa tak dimanfaatkan untuk membangun ketahanan pangan? Yang membuat perut kenyang dengan harga terjangkau?
Eropa dan dunia bagian utara telah dihempas kekeringan atau banjir besar. Sungai kekeringan. Banyak ikan yang mati. Pertanian dan perkebunan gagal panen. Mengapa negri ini yang alamnya sangat subur dan indah tidak memanfaatkan momentum ini? Mengapa justru menghabisi lahan pertanian, perkebunan dan hutan untuk real estate saja?
Setiap sepuluh tahun, suhu bumi naik 0.3 derajat celcius. Apakah ada yang peduli? Semuanya berlomba membeli kendaraan baru. Bahkan kadang jumlah kendaraannya melebihi penghuni rumahnya? Area hijau terus tergusur, hanya sekedar untuk menambah tempat peristirahatan saat akhir pekan. Bukankah hidup itu untuk berjuang? Dalam perjuangan ada kegairahan bukan saat berleha-leha.
Nenek-nenek, itulah sosok dunia yang dihadirkan Allah saat Rasulullah saw Isra Miraj. Nenek-nenek yang terus diperebutkan, yang terus diburu, yang terus dibanggakan hingga menghinakan jiwa, hati, dan akalnya. Manusia terus ketakutan ditinggalkan oleh dunia. Namun apa yang didapatkan dari apa yang dikumpulkan?
0 komentar: