Cara Nabi Sulaiman Mengelola Kekuasaan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Nabi Sulaiman mengawasi manusia, jin dan ragam makhluk yang sedang bekerja. Dalam diam tak berbicara. Dengan tongkat yang menjadi tumpuannya. Tak ada perintah, petunjuk, saran, komando dan koordinasi. Dalam diamnya Nabi Sulaiman, seluruhnya bekerja dengan baik.
Bisakah mengelola kekuasaan dan lembaga seperti Nabi Sulaiman yang tengah duduk terdiam? Dianggap masih hidup padahal sudah wafat. Dalam diam, seluruhnya bekerja dengan sempurna. Filosofi ini bisa dicontoh dalam mengelola kekuasaan dan ragam institusi.
Nabi Sulaiman memahami semua bahasa makhluk dan hewan. Paham bahasa jin, manusia, angin, burung, semut dan sebagainya. Bisakah pemimpin memahami bahasa seluruh timnya? Walau beragam latarbelakang? Memahami, awal untuk dipahami. Memahami bahasa awal untuk memahami jiwa, hati dan akal. Inilah awal sinergi.
Nabi Sulaiman paham peran burung Hud-hud. Menggali informasi, sebagai intelejen dan menyebarkan informasi. Nabi Sulaiman paham peran jin, menggali kekayaan yang tersimpan di lautan dan membangun infrastruktur. Kuds, angin dan awan dimanfaatkan untuk membawanya menjelajahi pelosok negri. Tempatkan dan berdayakan sesuai tujuan penciptaannya.
Nabi Sulaiman paham jeritan hati, harapan, dan mimpi yang tak terdengar oleh siapapun. Suara semut dapat didengarnya. Harapan semut dipenuhinya. Ketundukan hati, penyerahan diri, konsisten pada tujuan peran Nabi dan Rasul yang membuatnya mampu mendengar harapan, keinginan dan jeritan yang tersembunyi. Itulah kepekaan pemimpin.
Nabi Sulaiman memiliki pasukan yang terdiri dari manusia, jin dan burung. Mereka bergerak dengan rapih, teratur dan tertib. Bisakah menggabungkan unsur yang berbeda dalam keteraturan? Nabi Sulaiman bermusyawarah dalam hal apa yang dilakukannya terhadap ratu Bilqis? Jin bersiap mengerahkan kekuatannya. Manusia yang berilmu bersiap mengerahkan ilmunya. Bermusyawarah untuk mendayagunakan seluruh sumberdaya.
Apa yang mengeratkan hati seluruh makhluk di jagat raya? Keadilan. Allah memberikan hidayah keadilan kepada Nabi Sulaiman yang melampaui Nabi Dawud. Semuanya puas dengan putusan hukumnya Nabi Sulaiman. Berhimpun dan menghimpun. Bersatu dan bergerak bersama hanya bisa dilakukan dengan ikatan keadilan.
0 komentar: