Berbisnis, Berkacalah pada Alam
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Bisnis itu untuk melayani manusia dan jagat raya. Menggeluti bisnis berarti menyiapkan diri bermental pelayan. Harus ada ketawadhuan dan semangat memberi. Perhatikan alam, dia diam. Tak bisa bergerak dan berbicara. Namun mengapa manusia rela mengelola, memberikan pupuk dan segala yang diperlukan? Mengapa manusia rela merancang ragam teknologi dan infrastrukturnya?
Alam selalu melayani dan memberi. Namun mengapa tak pernah habis sumber dayanya? Bukankah alam tak punya akal dan ikhtiar untuk memperbaharui dirinya? Tak bisa menciptakan teknologi dan infrastruktur untuk membuat sesuatu yang baru agar terjaga kesinambungannya?
Saat alam tak berdaya, namun terus melayani seluruh penghuninya. Maka Allah, melimpahkan rahmat-Nya yang tak terbatas. Alam mengikuti takdirnya. Tak pernah membantah, mendurhakai apalagi menentang. Dalam diam, tak punya akal dan ikhtiar, alam selalu diperebutkan oleh manusia.
Mengapa manusia terus memburu tanah? Mengapa terus menanam pohon? Mereka tak pernah ingkar janji. Bila dikelola pasti ada hasilnya. Mereka terus memberikan sesuatu yang ditanam dan yang diolahnya. Tanah bisa diberdayakan untuk apa saja.
Setinggi apapun capaian bisnis yang mengejar kekayaan pasti akan melelahkan dan memenatkan. Nafsu tak bisa dipenuhi hasratnya walaupun telah memiliki kunci perbendaharaan langit dan bumi. Nafsu tak bisa dibungkam kecuali dengan tanah perkuburan.
Bagaimana agar Allah melimpahkan rahmat-Nya? Bagaimana agar Allah menurunkan pertolongannya dalam berbisnis? Contohlah alam yang terus melayani sesuai perannya di muka bumi. Manusia akan mengejar dan memperebutkannya sesuai peran alam tersebut.
Manusia itu lemah tak berdaya. Manusia makhluk yang bodoh sehingga butuh banyak pertolongan. Manusia itu khalifah di muka bumi. Dia butuh pelayanan. Dari kerangka inilah bisnis bergulir dan mengalir untuk menjalankan perannya di muka bumi.
0 komentar: