Sebab Kebangkrutan Negara
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Srilanka bangkrut. Argentina dan Kolombia pernah bangkrut. Belanda pun pernah bangkrut. Mengapa sebuah bangsa menjadi terhina? Mengapa sebuah bangsa tiba-tiba menjadi kelaparan dan diselimuti ketakutan? Belanda bersolusi dengan tanam paksa. Srilanka mencetak uang.
Al-Qur'an menjelaskan dua ciri kebangkrutan sebuah bangsa dan negara. Yaitu, kelaparan dan ketakutan. Padahal sebelumnya dilimpahkan rezeki dari semua penjuru arah. Dari langit dan bumi. Apa penyebabnya?
Ada tiga sebab kebangkrutan, Saat yang kaya dan penguasa hidup bermewahan dan kekikiran. Apa makna kemewahan dan kekikiran dalam kebijakan negara? Apa makna kemewahan dan kekikiran dalam budaya dan gaya hidup sebuah bangsa?
Saat anak bangsa tak lagi mensyukuri nikmat Allah. Saat sebuah bangsa mengingkari nikmat Allah. Apa kebijakan negara yang mencerminkan keingkaran terhadap nikmat Allah? Apa budaya dan gaya hidup yang mengingkari dan tak bersyukur terhadap nikmat Allah?
Bila tercabut akar keimanan dan ketakwaan, maka keberkahan dari langit dan bumi akan dicabut oleh Allah. Apa kebijakan, budaya dan gaya hidup yang mencerminkan tercabutnya takwa dari sebuah bangsa? Bila ketiga unsur tersebut sudah hilang, maka hancurlah sebuah bangsa, bukan lagi bangkrut.
Kebijakan yang berorientasi pada kemewahan, apakah bermanfaat? Terpesona secara tampilan, tetapi tak merespon kebutuhan yang paling mendasar bagi masyarakat. Korupsi, kebocoran dan kemubaziran anggaran dan sumber daya. Sumber daya lenyap tak berbekas. Semua sumber daya tak menghasilkan dan menambah sumber daya baru. Itulah sekelumit kemewahan dalam sekala negara dan budaya bangsa.
Kebijakan negara yang kikir, bagaimana melihatnya? Saat semua kebutuhan dasar tak disupport oleh negara. Saat kemewahan difasilitasi oleh negara. Mengingkari nikmat Allah, tak mengelola sumber daya sesuai tujuannya. Tak mengelola sumber daya untuk menciptakan kemanfaatan. Tak bertakwa, tata kelola negara, budaya sosial kemasyarakatan dibenturkan dengan syariat Allah bukan menyelaraskannya.
0 komentar: