Pertanian, Ketergantungan Pada Allah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Rezeki itu ada di langit. Bumi hanya menampung saja. Perhatikan tumbuhan, apakah daun, batang, dan buahnya berasal dari unsur bumi? Unsur hara tanaman ada yang bersifat mineral dan non mineral. Yang mineral berasal dari tanah, yang non mineral berasal dari langit.
Dalam tanaman, bobot yang mineral dari tanah hanya 5%, sedang non mineral jumlahnya 95%. Yang non mineral terdiri dari Carbon 44%, Oksigen 44%, dan Hidrogen 7%. Manusia tak perlu pusing soal unsur ini, karena selalu tersedia di alam. Selalu tersedia di udara dan langit. Tak pernah kekurangan. Inilah rahmat Allah yang tak terhingga.
Dari hara mineral yang berada di tanah 1-2 % merupakan Nitrogen. Asalnya dari udara yang tangkap oleh akar dengan bantuan mikroba. Jadi yang murni berasal dari tanah hanya 3-4 % saja. Inilah yang bisa direkayasa manusia sebagai khalifah di muka bumi. Dari 3-4 % ini, apa yang dilakukan manusia?
Dari 2-3 % ini, manusia hanya menggemburkan tanah, menaruh sampah, kotoran dan menanam. Setelah itu makroorganisme dan mikroorganisme yang bekerja. Jadi apakah ada peran manusia dalam proses di alam semesta ini?
Bila seluruh unsur hara mineral di tanah sudah direkayasa manusia, apakah pasti menyuburkan tanaman? Semuanya tidak berarti bila tidak ada air hujan. Sebab dengan air hujanlah tanaman bisa menyerap unsur hara. Padahal hanya Allah yang mentakdirkan di bumi mana hujan akan turun. Hujan bagian rahasia Allah.
Peran manusia di alam semesta ini tidak ada. Semuanya telah disediakan alam melalui qudrat dan iradat-Nya Allah. Manusia hanya menikmati kehidupan di bumi. Bersuka ria dengan ikhtiar, tantangan dan ujian. Bersenang-senang dengan nikmat Allah.
Dalam keberlimpahan rahmat-Nya, Allah menitipkan peran sebagai khalifah dan hamba Allah. Agar derajat manusia tetap mulia dan dimuliakan. Agar manusia tidak menjadi makhluk yang rendah dan dihinakan.
0 komentar: