Obyek Hati dan Akal
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Seluruh nikmat, datangnya dari Allah. Bila ada kesengsaraan, mintalah pertolongan pada Allah. Namun saat pertolongan Allah tiba, sebagian manusia mempersekutukan Allah. Seperti itulah hukum yang ada di dunia ini.
Terhadap fenomena alam dan kehidupan, berfikir, memahami dan ambil pelajaran. Terhadap syariat Allah dan Sunnah Rasulullah saw, dengar dan taatlah. Terhadap persoalan hidup, mohonlah pertolongan Allah. Seperti itulah prinsip menjalani kehidupan.
Terhadap fenomena alam dan kehidupan, bagaimana semuanya menjadi pelayan kehidupan. Terhadap syariat Allah dan Sunnah Rasulullah saw, bagaimana membimbing kehidupan. Tempatkan pada tempatnya.
Terhadap fenomena alam dan kehidupan, bagaimana semuanya menjadi pelayan kehidupan. Terhadap syariat Allah dan Sunnah Rasulullah saw, bagaimana membimbing kehidupan. Tempatkan pada tempatnya.
Tujukan akal kepada alam dan kehidupan. Tujukan akal untuk memahami tanda-tanda kebesaran Allah. Tak semua manusia bisa membaca tanda-tandanya. Semua bisa melihat, namun tak semua bisa memahami tandanya.
Para penjelajah dan pencari jejak, memahami seluruh tanda-tanda selama perjalanannya untuk memberikan arah, meraih manfaat dan menghindari bahaya. Memahami yang akan dan belum terjadi. Memahami peluang manfaat dan bahaya.
Tujukan akal kepada syariat Allah dan Sunnah Rasulullah saw, bagaimana agar semuanya menjadi pedoman dan rambu? Bagaimana mengambil hikmah, kemudahan, merasakan kasih sayang Allah swt dan Sunnah Rasulullah saw dalam setiap bimbingannya.
Akal akan tunduk kepada syariat Allah dan Sunnah Rasulullah saw. Bila tidak tunduk, bukan akal yang diberdayakan tetapi hawa nafsu yang dituruti. Sebab dalam Al-Qur'an, yang diajak berbicara adalah akal dan hati manusia.
0 komentar: