Mendapatkan Solusi dalam Lautan Kebodohan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Apakah menunggu pintar dulu baru bisa menyelesaikan masalah? Apakah mengumpulkan ilmu terlebih dahulu baru bisa mendapatkan solusi? Apakah mencari pengalaman dahulu baru mendapatkan jalan keluar?
Bagaimana dalam kebodohan, tak berilmu dan tak berpengalaman bisa mengarungi hidup? Bisa mendapatkan jalan keluar dengan cara yang sangat mudah? Bisa menyederhanakan dan memetakan persoalan?
Seorang bayi, tak pernah belajar, tak berilmu, dan tak berpengalaman. Namun mengapa bisa menyelesaikan persoalannya? Mengapa bisa menenuhi kebutuhan dan keinginannya? Padahal manusia tak memahami bahasa sang bayi?
Minta tolonglah. Bertanyalah. Itulah dua cara tercepat menyelesaikan persoalan. Dalam Al-Qur'an, para Nabi dan Rasul menghadapi persoalan, yang pertama dilakukan bukan berfikir, berstrategi dan mencari pengalaman terlebih dahulu. Tetapi, memohon pertolongan kepada Allah..
Para pebisnis yang menghadapi persoalan baru, namun tak memiliki ilmu dan pengalaman, cara tercepat mendapatkan solusi dengan meminjam ilmu dan pengalaman para konsultan dan pakar. Mengapa harus bergelut dengan persoalan, baru kemudian tahu solusinya? Hidup harus efektif dan efisien. Jangan berlama-lama dengan persoalan.
Bertanyalah pada ahlinya. Seperti itu Al-Qur'an memberikan solusi. Seperti Abu Bakar, kehilangan tali pelana kuda pun, dia mencari solusinya di Al-Qur'an.
Hidup ini bukan milik orang pintar, berilmu dan berpengalaman. Setiap orang bisa mengarungi hidup dengan sebaik-baiknya kehidupan. Meminta tolonglah kepada Allah. Bertanyalah pada ahlinya. Ada yang mencoba lebih jauh lagi dengan memberdayakan akalnya yaitu dengan menangkap tanda, isyarat dan alamat yang tersebar di fenomena alam dan kehidupan.
0 komentar: