Membaca Hiruk-Pikuk Menjelang Kiamat
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Rasulullah saw mengabarkan hiruk pikuk menjelang hari Kiamat, apa manfaatnya? Mengapa proses kehancuran alam semesta dijelaskan tahapannya secara jelas dan detail? Mengapa fragmen dan peristiwa global dan sektoral, fenomena alam sangat detail dan jelas dikabarkan oleh Rasulullah saw menjelang Hari Kiamat?
Seperti manusia, tanda-tanda tubuh mendekati kematian diberikan tanda-tandanya. Rambut yang memutih, mata yang mulai tak jelas melihat, telinga yang mulai samar mendengar, kekuatan yang terus melemah dan daya ingat yang terus berkurang. Untuk apa Allah memberikan tanda-tanda ini semua?
Ustman bin Affan dijelaskan oleh Rasulullah saw tentang ragam peristiwa sebelum kematiannya. Rasulullah saw menasihati apa yang harus dilakukan disaat ajalnya. Utsman bin Affan mengikuti nasihat Rasulullah saw. Ammar bin Yasir dijelaskan tentang fragmen dan peristiwa menjelang kematiannya oleh Rasulullah saw. Ammar bin Yasir pun mengikuti pesan Rasulullah saw. Seperti itulah sikap seluruh para Sahabat.
Al-Qur'an pun banyak mengkisahkan fragmen dan peristiwa menjelang kehancuran sosok tertentu dan beragam umat manusia. Setiap kehancuran sebuah kaum dijelaskan prosesnya. Dihadirkan para penyeru yang ikhlas. Kaumnya melakukan pembangkangan, penolakan hingga pembunuhan terhadap sosok penyeru. Diingatkan untuk bertaubat dan reformasi. Namun semuanya ditolak. Itulah awal kehancurannya.
Pemaparan hiruk-pikuk menjelang hari Kiamat oleh Rasulullah saw merupakan salah satu amanah dari Allah. Sebab, Rasulullah saw tidak hanya membimbing, memimpin dan menempa manusia di zamannya, tetapi juga seluruh umat manusia dan seluruh generasi selama kehidupan ini berdenyut.
Hiruk-pikuk menjelang hari Kiamat sangat komprehensif dijelaskan, dari fenomena sosial budaya, politik kekuasaan, kekayaan dan pertahanan, gaya hidup dan selera yang bersifat pribadi, sektoral hingga global, bahkan penjelasan yang sangat rinci tentang keringnya sebuah sungai di daerah tertentu.
Semuanya penjelasan Rasulullah saw disaksikan oleh manusia yang hidup di setiap zamannya. Agar manusia memahami risalah Rasulullah saw ada fakta nyata yang dilihat, disaksikan, dialami, diberitakan saat itu juga. Iman yang ditopang oleh kenyataan, harusnya lebih mengokohkan. Namun mengapa justru lebih banyak yang mendustakan?
0 komentar: