Konsep Menengadahkan Tangan ke Langit dalam Pertanian
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Menengadahkan tangan ke langit, itulah konsep pengelolaan tanah pertanian. Sebab, kehidupan tanah tergantung kemampuannya menjaga dan memelihara apa yang diberikan oleh langit. Semuanya yang berasal dari langit adalah sumber kehidupan dan keluasan rezeki.
Petakan sawah, penggemburan tanah, sistem torak, dan bedengan tanah dalam pengolahan tanah. Sistem pemanen air hujan, irigasi dan drainase dalam sistem pengelolaan air hujan, merupakan implementasi sedikit soal konsep menengadahkan tangan ke langit.
Tanah yang terbuka. Membuat lobang dan aliran. Tumbuhan harus langsung menyerap yang datangnya dari langit. Baik air hujan, cahaya matahari maupun udara. Bagaimana pengolahan tanah mampu menyerap semua yang datangnya dari langit? Itulah konsep dasar Pertanian yang menengadahkan tangan ke langit.
Di India, ada daerah yang kekeringan panjang. Banyak petani yang bunuh diri karena tak sanggup memenuhi kebutuhannya dari bertani. Apa solusinya? Ada sekelompok orang yang memperbaiki aliran sungai. Membuang sampah yang ada di sungai karena menganggu penyerapan air ke tanah.
Memperdalam sungai, mengangkat lumpur ke lahan pertanian. Membuat penahan air sepanjang sungai untuk dialirkan ke lahan pertanian. Dari proses ini, lahan pertanian menjadi subur kembali. Semua upaya manusia dalam pengolahan lahan, pada dasarnya untuk menampung apa yang berasal dari langit dan mengalirkannya baik ke permukaan tanah atau ke dalam tanah.
Manusia diciptakan dari tanah. Bagaimana agar hati, jiwa, akal dan nafsunya terus tumbuhan dan berbuah? Semuanya harus menjadi tampungan rahmat dari Allah. Semuanya harus menjadi sarana untuk menyerap petunjuk langit.
Melapangkan hati. Melapangkan dada. Melapangkan akal. Melapangkan kesadaran. Melapangkan jiwa. Semuanya sarana untuk menengadahkan ke langit.
0 komentar: