Kondisi Negara Sempurna
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Negara yang sempurna, tanpa dokter dan hakim. Begitulah ujar Ibnu Bajjah seorang ulama dari Andalusia. Bagaimana bila dokternya sendiri yang melakukan malpraktek? Bagaimana bila penegak hukumnya sendiri yang melakukan kejahatan? Ini gambaran sebuah negara dan masyarakat yang sangat rusak.
Di era Rasulullah saw, seorang penguasa Mesir mengirimkan dokter ke Madinah. Apa yang terjadi? Ternyata tak ada seorang pun yang berobat mengeluhkan sakitnya. Rasulullah saw mengangkat Umar bin Khatab sebagai hakim, namun tak seorang pun yang mengadukan sengketa perselisihan. Inilah negara yang sempurna. Mengapa manusia mencampakkan model negara seperti ini?
Sakit mencerminkan manajemen diri, suasana kejiwaan, kondisi sosial, budaya dan gaya hidup. Peradilan, tak ada sengketa, mencerminkan kebersamaan, kesatuan hati masyarakat, tak ada konflik vertikal horisontal, dan kebijakan penguasa yang adil dan mensejahterakan.
Sekarang, wabah penyakit terus mengepung. Orang tua tak lagi menikmati ketenangan hari tuanya karena dirundung sakit. Anak muda tak bisa menikmati masa muda dan dewasanya, karena ragam penyakit mulai merambah di usia muda dan dewasa.
Sengketa tidak saja di level negara, tetapi kasus rumah tangga yang masuk ke pengadilan agama semakin meningkat. Keributan antar tetangga, orang tua dan anak terus menghiasi. Apalagi level negara yang penuh dengan haus kekuasaan dan kekayaan?
Tanda huru hara Hari Kiamat, semakin banyak kebutuhan terhadap aparat keamanan dan penegak hukum. Sektor keamanan dan pertahanan semakin lebih penting. Semakin berkuasa dan berharta semakin butuh para pengawal dan ajudan. Ini tanda ketidaknyamanan yang akut.
Saat iman dicampakan, yang muncul keresahan, takkan tercipta kestabilan. Sebab, tuhan-tuhan palsu bermunculan saling menghantam. Saat agama ditinggalkan, yang muncul kesalahan kepemimpinan dan manajemen diri, masyarakat dan negara. Sebab, tak ada aturan dan pemimpin yang diterima oleh hati, jiwa dan akal manusia.
0 komentar: