Isu Pangan, Bertanilah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Yang dikhawatirkan oleh dunia tentang perubahan iklim. Yang dikhawatirkan oleh dunia tentang kenaikan harga dan ketersediaan pangan. Rusia menggunakan pangan sebagai senjata terhadap pendukung Ukraina.
Yang dibahas oleh G-20 tentang pangan. Setiap negara tidak boleh menahan ekspor pangan. Kunjungan Jokowi ke Ukrania bukan soal perdamaian tetapi soal gandum. Erdogan ingin mempertemukan Ukrania dan Rusia soal pangan. Pangan menjadi isu dunia.
Indonesia, 100% import gandum. 98% import bawang putih. 2,2 juta ton kedeleai import, produksi dalam negri hanya 200-400 ribu ton saja. Kacang Tanah, kebutuhannya 1 juta ton, produksi dalam negri 400-600 ribu ton. Bagaimana dengan beras? Negara agraris yang terus mengimpor pangan.
Saat kebutuhan pangan meningkat dan harga cendrung naik, mengapa tak terdorong untuk mencangkul tanah? Mengairi tanah, membuka lahan dan menanam? Kebutuhan pangan semakin meningkat seiring jumlah manusia yang diperkirakan akan mencapai 10 milyar dalam waktu dekat ini.
Orientasi kepemilikan tanah bukan mengolah tanah untuk menjadi kebun, ladang dan sawah pertanian, tetapi untuk investasi dan spekulasi kenaikan harganya. Tanah tak diberdayakan. Tanah ditelantarkan. Padahal tanah merupakan sumber daya yang paling dasar. Bukankah penjajahan berawal dari soal tanah? Bukankah banyak peperangan berawal dari Tanah?
Persoalan iklim dan energi, bukanlah persoalan utama, bila manusia mau menanam. Bukankah dengan bertanam iklim semakin segar? Bukankah hasil sampingan dari pertanian dan perkebunan, bisa berupa bagan baku energi? Energi itu hanya soal bagaimana mengubah sesuatu menjadi panas dan bergerak?
Banyak yang engan menggeluti pertanian dan perkebunan sebab tingkat pengembalian hasil, waktunya lama, dan kegagalannya. Coba perhatikan berapa banyak yang terbuang dari membeli kendaraan? Andaikan kendaraan yang macet ria di jalanan dialihkan untuk mengolah pertanian? Kemewahan memang membawa pada banyak kemubaziran.
0 komentar: