Fitrah Pedagang dan Petani
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Ibrahim bin Adham, seorang sufi, sebelumnya anak seorang sultan dan hobinya berburu di hutan. Saat hidayah menghampirinya, dia mengembara mencari ilmu. Juga berprofesi sebagai petani. Mengapa pertanian menjadi profesinya? Ada kisah menarik saat dia mengelola kebun, tak tahu rasa buah pohon yang dikelolanya, karena sangat amanah mengelola kebun.
Rasulullah saw lebih diterima di masyarakat agraris yaitu Madinah, dibandingkan masyarakat pedagang yaitu Mekah. Interaksi masyarakat agraris yang sering bersentuhan dengan alam, tanah, air, sinar matahari, udara, tumbuhan dan hewan, membuat kefitrahannya terjaga. Seperti Nabi Ibrahim, yang "mencari tuhan" melalui interaksi dengan alam.
Masyarakat pedagang, banyak berinteraksi dengan ragam manusia, kekayaan, perhiasan dan pengalaman yang menakjubkan di berbagai negri. Saat datang seorang Rasul yang hanya seorang manusia biasa, mereka tak mau menerima. Seharusnya para Rasul lebih hebat dari mereka dan memiliki yang luar biasa.
Rasulullah saw ditantang, bisakah menciptakan mata air? Bisakah mengeluarkan air yang mengalir dari sela-sela pohon kurma dan anggur? Bisakah membuat rumah yang seluruhnya terbuat dari emas? Bisakah meruntuhkan langit? Bisakah naik ke langit, lalu saat turun diiringi oleh malaikat, Tuhan dan kitab suci? Mengapa bukan malaikat saja yang diutus?
Masyarakat pedagang Mekah baru takluk, saat Rasulullah saw bisa menaklukkan seluruh kabilah Yahudi, memenangkan pertempuran dengan ragam kabilah Arab, berdiplomasi dengan Romawi, Persia, Mesir dan Habasyah. Madinah menjadi pusat perdagangan dan meredupkan peran Mekah sebagai pusat bisnis.
Manusia yang sering berinteraksi dengan manusia, perhiasan, kekayaan dan kekuasaan, membuat fitrah tersusupi oleh ragam penyakit jiwa. Bagaimana cara membersihkannya? Berinteraksilah dengan dunia pertanian dan perkebunan. Berinteraksilah dengan alam.
Dahulu para raja dan sultan, memiliki ruang atau tempat rahasia untuk menyendiri. Yang kadang lokasi tak diketahui oleh siapapun. Tempat untuk bertafakur dan bertadabur. Ada juga yang menyamar menjadi rakyat biasa, menapaki hutan, pedesaan, pegunungan, dan sungai. Itulah cara mengembalikan fitrah yang ternodai menjadi bersih kembali.
0 komentar: