Solusi Hidup dengan Mencontek Kehidupan Hewan
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Para pendekar mengembangkan jurus pamungkasnya dengan mengadopsi gerakan hewan. Bisakah terus dikembangkan dalam membangun strategi menghadapi persoalan? Gerakan hewan hanya mengandalkan satu kelebihan yang ada pada dirinya. Dengan kelebihan itu mereka mengarungi kehidupan.
Bukalah novel persilatan Kiyai Naga Sosro dan Kiyai Sabuk Inten karangan MH Mintarja yang berlatar belakang kesultanan Demak. Seorang Senopati yang bernama Mahesa Jenar keluar dari Istana untuk mendapatkan pusaka raja yang hilang.
Dalam pengembaraannya, dia banyak bertarung dengan pendekar hitam yang sakti. Mereka memiliki jurus pamungkas dari gerakan hewan. Saat Mahesa Jenar kalah dalam sebuah pertarungan, dia memperhatikan pertarungan antara hewan. Dari pertarungan inilah Mahesa Jenar mengadopsi jurus baru, hingga dia menjadi pendekar tak terkalahkan.
Dalam dunia bisnis, buku Good to Great karangan Jim C Collins membedah ilmu manajemen dan leadership dengan filosof pertarungan antara Landak dan Serigala. Serigala sangat cerdik, cekatan dan super cepat, namun kalah dengan gerakan landak yang lambat.
Jim C Collins membandingkan perusahaan yang tumbuh dengan profit yang luar biasa dengan yang kinerjanya terus menurun. Yang terus tumbuh menggunakan strategi landak. Yang terus menurun menggunakan strategi serigala. Mengapa Bisa?
Landak bergerak fokus pada titik terhebatnya. Lambat dengan konsisten melakukan pembenahan. Dia memiliki strategi yang amat sederhana, dalam menghadapi serangan mendadak dan super cepat dari seekor serigala.
Serigala banyak bergerak cepat yang tak berguna. Banyak melakukan aksi dan strategi yang sia-sia. Tak ada titik fokus. Akhirnya energinya terbuang tak berguna. Dalam setiap bidang kehidupan apa pun, kita bisa belajar dari gerakan hewan. Itulah perumpaan yang mudah dicerna oleh akal manusia.
0 komentar: