Pertanian, Menyaksikan Allah Dengan Kasat Mata
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Bila ingin melihat fenomena Hari Kebangkitan dengan kasat mata, bertani dan berkebunlah. Bertani dan berkebun untuk menyaksikan Hari Kebangkitan setiap saat. Bertani dan berkebun untuk mengokohkan ketauhidan dan iman pada akhirat.
Di dunia, tak sulit bagi Allah untuk membuktikan Hari Kebangkitan, cukup menurunkan air hujan saja. Cukup membenamkan biji yang kering ke tanah. Cukup menyiramkan air ke tumbuhan. Sesederhana itu membawa manusia kepada kesadaran Hari Kebangkitan.
Dialog dalam Al-Qur'an tentang Hari Kebangkitan memenuhi sebagian besar isi Al-Qur'an. Kekafiran yang dipaparkan di Al-Qur'an disebabkan ketidakpercayaanya terhadap Hari Kebangkitan. Padahal fenomena Hari Kebangkitan sangat sederhana dan mudah. Mengapa masih ada yang begitu sulit? Padahal hanya soal tanah, air, udara dan sinar saja.
Bertani dan berkebunlah, Allah mengantarkan rezeki kepada tumbuhan. Allah menurunkan hujan. Menghembuskan udara. Menyediakan sinar dan unsur hara pada tanah, air dan udara pada tumbuhan yang tidak bisa bergerak. Semua rezeki mendatanginya. Hewan mendatanginya. Manusia pun memberikan pupuk untuknya.
Belajar kepastian kematian dari bertani dan berkebun. Setiap tanaman memiliki umur tersendiri. Ada tanaman semusim. Ada tanaman tahunan. Ada yang berumur puluhan hari. Ada yang berumur ratusan hari. Umur tak bisa dimajukan dan dimundurkan. Ajal setiap tanaman berbeda-beda. Saat panen setiap tanaman berbeda-beda. Keberhasilan dan kesuksesan manusia pun ada waktunya sendiri-sendiri.
Kehidupan dunia sering digambarkan dengan pertanian. Kesenangan dunia dalam Al-Qur'an sering diumpanakan dengan tumbuhan. Tanaman yang tumbuh, berkembang, menguning lalu mati. Sesingkat itulah kesenangan dunia yang diburu. Membanggakan lalu hancur seketika sebelum sempat menikmatinya.
Mulailah mengolah tanah. Mulailah menanam biji kering. Kita akan menyaksikan tanda kebesaran Allah. Merasakan rahmat Allah yang sebelumnya tak pernah disadari. Yang terpenting, semakin mengokohkan keyakinan pada Hari Kebangkitan. Pertanian yang membimbing pada penyaksian Allah yang kasat mata tanpa perlu mata bathin. (Bermusyahadah)
0 komentar: