Nusantara, Jati Dirinya Masih Tak Diketahui oleh Anak Bangsa
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Menemukan jati diri Nusantara. Bagaimana caranya? Bukalah dan kajilah secara jujur beragam naskah kesusastraan Melayu, kesusastraan Islam awal dan kesusastraan klasik di Nusantara yang dapat dilihat pada katalog di lembaga pemerintah dan swasta, yang ada di dalam negri dan dalam negri, yang dikoleksi perorangan atau himpunan dalam masyarakat.
Berbagai naskah klasik mengandung berbagai informasi yang melimpah, tidak hanya soal sejarah tetapi juga tentang agama, hukum, adat, obat-obatan, teknik, militer, sosial, ekonomi, pembangunan infrastruktur, perdagangan, tata negara dan beragam bidang kehidupan lainnya. Dari naskah klasik, akan diketahui apa dasar pijakan pertumbuhan dan pembangunan Nusantara. Semua datanya terpendam dalam naskah klasik.
Berbagai naskah klasik mengandung berbagai informasi yang melimpah, tidak hanya soal sejarah tetapi juga tentang agama, hukum, adat, obat-obatan, teknik, militer, sosial, ekonomi, pembangunan infrastruktur, perdagangan, tata negara dan beragam bidang kehidupan lainnya. Dari naskah klasik, akan diketahui apa dasar pijakan pertumbuhan dan pembangunan Nusantara. Semua datanya terpendam dalam naskah klasik.
Kita perhatikan misalnya, cerita dalam Babad Banten, Babad Tanah Jawi, Babad Tjerbon, Purwaka Caruban Nagari, Hikayat Hasanudin, Sejarah Melayu, Hikayat Banjar, Hikayat Kutei, Hikayat Wadjo, hikayat dan tambo-tambo lainya, yang bercorak Islam banyak yang dapat dipelajari.
Penulis babad, hikayat dan tambo memuat pendirian keraton atau istana, tempat peribadatan, tempat peperangan, kota-kota kerajaan, tempat raja-raja dimakamkan, tempat peristirahatan, perkakas, persenjataan, benda pusaka, benteng pertahanan dan banyak hal yang terkait di wilayahnya.
Naskah kuno sumber asing pun harus dikaji dari berupa catatan harian, berita asing berupa cerita perjalanan, dokumen pemerintah, arsip-arsip, perjanjian antar kerajaan dan antar kerajaan dengan asing, karya tulis peminat sejarah dan kebudayaan, peta, gambar dan foto juga bermanfaat dalam memperdalam tentang Nusantara.
Penelitian di era Kolonial Belanda hingga saat ini, lebih banyak mengungkapkan makam, batu nisan, masjid, dan keraton. Juga terbatas lokasi dan obyeknya, padahal ribuan naskah belum dijadikan obyek penelitian dari berbagai bidang keahlian, seperti tradisi, hukum adat, obat-obatan tradisional, teknologi arsitektur, upacara keagamaan, geografi, status sosial dan lainnya. Ternyata bangsa ini masih miskin tentang khazanah jati dirinya.
Sumber:
Uka Tjandrasasmita, Penelitian Arkeologi Islam, Menara Kudus, 2000
Uka Tjandrasasmita, Arkeologi Islam Nusantara, KPG, 2009
0 komentar: