Hati yang Berkarakter Bayi
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Jadilah bayi. Lemah dan tak berdaya. Namun seluruh kebutuhannya tercukupi. Banyak yang berdatangan dengan sukarela. Tak diundang dan diminta. Semuanya ingin memberi dan berbagi. Padahal sang bayi tak bisa berbicara seperti orang dewasa.
Sang bayi hanya bisa tertawa dan menangis. Tertawanya membuat banyak orang bahagia. Tangisannya membuat orang kalang kabut membaca kemauannya. Hanya satu orang yang paling paham tentang dirinya yaitu ibunya.
Sang bayi ridha terhadap semua perlakuan ibunya. Ia yakin dan percaya terhadap seluruh prilaku ibunya. Sang ibu hanya ingin merawat, mendidik, membesarkannya menjadi kuat dan mandiri.
Di era Rasulullah saw, dalam sebuah peperangan, ada seorang tawanan wanita. Wanita itu berkeliling. Bila dia mendapatkan seorang bayi, maka wanita itu memeras susunya sambil berjalan untuk diberikan pada setiap bayi yang ditemuinya.
Melihat prilaku wanita tersebut, Rasulullah saw bertanya pada para Sahabat, "Apakah menurut kalian wanita itu akan tega melemparkan bayi ke dalam api?" Para Sahabat berkata, "Tidak, dia tidak akan tega melemparkannya."
Rasulullah saw melanjutkan, "Allah swt lebih Penyayang kepada hamba-hamba-Nya daripada wanita itu kepada bayinya." Ibu dan bayinya menjadi perumpamaan sederhana dan mudah dicerna untuk menjelaskan Maha Penyayang-Nya Allah.
Hati yang berkarakter seperti bayi, yang akan disayangi Allah. Pasrah, ridha, yakin dan bertawakal terhadap semua prilaku ibunya. Tak ada prasangka buruk. Tak ada besitan keburukan kepada Allah swt. Yang dilakukan tersenyum dan tertawa bahagia terhadap seluruh takdir Allah, serta merengek rahmat Allah swt setiap saat.
0 komentar: