Amal yang Kebaikannya Tak Henti
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati l)
Amal jariah apa yang akan ditinggalkan? Amal yang terus menggucur deras tanpa henti, walau tak beramal dan tak berkarya lagi. Dalam diam, hening dan berpangku tangan, kebaikannya terus mengalir tanpa henti. Itulah konsep orientasi beramal.
Bila beramal mendapatkan kebaikan, itu hal yang biasa. Ini membuat lelah dan berkepayahan. Bagaimana tidak beramal lagi, tetapi kebaikan terus terasa? Apakah sekedar membangun masjid dan pesantren?
Mengapa tidak mencoba dengan membangun perundangan, sistem tata kelola pemerintahan dan bernegara, sistem bisnis, ekonomi dan keuangan, membangun infrastruktur dan fasilitas publik sebagai amal jariah? Bukankah Rasulullah saw banyak mencontoh amal kebaikan dengan fasilitas publik seperti jalan?
Umar bin Khatab memikirkan jalan yang rusak khawatir seekor kambing jatuh dan tersesat. Umar bin Khatab memikirkan sistem keamanan bagi para ibnu sabil. Umar bin abdul aziz memikirkan penginapan gratis bagi para pelancong dan pebisnis. Utsman bin Affan memikirkan ketersediaan air bagi masyarakat Madinah.
Menanam pohon, membangun irigasi, persawahan, membuat ragam teknologi bagi publik, semuanya amal jariah. Semua yang memberikan kemanfaatan bagi manusia dan jagat raya adalah amal jariah.
Jangan memiskinkan diri dengan kekikiran dan keserakahan. Jangan menyusahkan dan melelahkan diri dengan melakukan sesuatu yang orientasinya hanya diri sendiri. Dengan berbagi dan memberi, akan menciptakan ekosistem amal dan kemanfaatan tiada henti.
Kekikiran menciptakan banyak tapi sedikit. Kedermawanan menciptakan sedikit tapi banyak tanpa henti. Amal jariah tercipta karena kedermawanan. Amal jariah terbentuk karena hidup untuk memegang peran sebagai khalifah bukan menghimpun kebendaan dan jabatan.
0 komentar: