Satu Gaya Hidup dengan Tanah
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Kelak di akhirat, di hadapan pengadilan akhirat, ada yang berdoa kepada Allah, agar dijadikan tanah saja. Tanah dijadikan obsesi dan karakter hidupnya. Tanah dijadikan tujuan akhir hidupnya. Mengapa berdoa agar dijadikan tanah?
Rasulullah saw sering memanggil seseorang dengan nama kunyahnya. Ini nama yang disukai oleh para Sahabat mulia. Ali bin Abi Thalib memiliki nama kunyah yang diberikan oleh Rasulullah saw, yaitu Abu Turab, bapaknya tanah. Sebab bila Ali sedang memiliki persoalan sulit, dia tidur di masjid dengan beralaskan tanah. Begitu juga dengan Umar bin Khatab sang khalifah, mereka mengakrabkan diri dengan tanah.
Jiwa yang paling mulia, jiwa yang menerima apa pun dalam kehidupan ini. Cacian, makian, hinaan, pujian, keberhasilan, kesulitan dan tantangan adalah energi penyubur dan pembangun jiwa. Sampah tidak diubah menjadi sampah lagi. Sampah diubah dan diolah menjadi nutrisi jiwa. Pupuk yang dihujamkan ke tanah pun membuatnya semakin subur.
Yang busuk dan bau. Yang menjijikkan. Yang tak dihiraukan, ditinggalkan dan dijauhi. Semuanya diubah menjadi kesuburan. Bisakah jiwa manusia seperti ini? Tak ada sampah dalam kehidupan ini bila manusia memiliki karakter tanah.
Sampah yang terbakar oleh api. Jiwa pendosa yang maksiat yang termakan kobaran bujukan api syetan. Jiwa yang dibusukan oleh tipu daya syetan. Apakah terhina? Justru paling mudah dan cepat menyuburkan tanah. Maksiat dan dosa bila dibarengi dengan karakter tanah akan sangat menyuburkan. Itulah peran istighfar dan taubat.
Jadilah tanah yang paling rendah. Karena kesuburan tanah terkumpul di area yang terendah. Tanah yang paling rendah menjadi area distribusi air dan tampungan air terbanya. Bukankah lautan berada di dataran yang paling rendah? Bukankah kota, perkampungan, persawahan berada di tanah yang rendah?
Bila rumah sesungguhnya adalah tanah perkuburan, maka tempalah jiwa menjadi berjiwa tanah. Saat kematian kelak, tanah bumi akan akrab dengan jiwa yang telah berkarakter tanah. Sifat jiwa dan karakter tanah bumi sudah satu frekwensi dan gaya hidup. Maka tanah akan menjadi rumah yang paling membahagiakan. Tanah akan menjadi sahabat.
0 komentar: