Fakta Pohon Bisa Berbicara
mukjizat.co – Tidak ada celah dalam Islam. Islam adalah agama sempurna. Bahkan ketika kelompok orientalis sangat bergembira mendapatkan sesuatu yang mereka anggap celah. Pohon bisa berbicara, misalnya.
Dikabarkan bahwa Rasulullah saw. mendapatkan mimbar kayu yang baru yang lebih cocok untuk berkhutbah dalam kondisi yang telah berubah. Tak berselang lama, mimbar kayu yang lama pun menangis. Suaranya bahkan terdengar oleh para sahabat.
Rasulullah saw. pun mendekati mimbar lamanya, lalu mengusapnya sayang. Kayu itu pun terdiam. Lalu beliau bersabda, “Seandainya tidak kuusap, mimbar ini pun akan menangis hingga Kiamat.”
Bagaimana kayu bisa merasa sedih, menangis, berbicara? Itu mungkin yang ada dalam benak orang-orang yang menyembah logikanya, dan tidak bisa menerima masalah-masalah keimanan. Mereka pun bisa melabeli Islam sebagai agama mitos, dan hanya diimani orang-orang yang tidak berfikir logis.
Ada sebuah penelitian ilmiah yang sangat unik. Para ilmuwan botani menemukan bahwa ada beberapa jenis tumbuhan yang memancarkan getaran ultrasonik yang frekuensinya antara 20 hingga 100 kilohertz. Pohon bisa berbicara.
Bahkan ada juga tumbuhan yang mampu mendengar teriakan sesama tumbuhan, berkomunikasi dan melakukan reaksi. Misalnya ada tumbuhan yang mengeluarkan teriakan peringatan kepada tumbuhan di dekatnya karena ada bahaya yang mengancam.
Bahaya itu bisa berupa serangga yang akan memakan dedaunannya. Maka tumbuhan yang mendengar peringatan itu akan bereaksi mengeluarkan bebauan yang kurang sedap sehingga serangga tersebut menjauh dan tidak menghabiskan dedaunannya. Pohon bisa berbicara.
Ada semacam solidaritas sesama tumbuhan. Demikiannya, kuasa Allah Taala menciptakan makhluk-makhluknya. Agar memberikan pelajaran bagi manusia. Manusia hendaknya saling menyayangi sesamanya.
Pada tahun 2016, Profesor Peter Crisp dari Universitas Nasional Australia (ANU), mengatakan bahwa tumbuhan bisa mengingat saat-saat menyakitkan seperti dahan yang dipotong atau bagiannya yang tersentuh kebakaran.
Sementara Profesor Frantisek Baluska dari Universitas Bonn (Jerman) mempelajari kecerdasan yang dimiliki oleh tumbuhan. Baluska menemukan bahwa tumbuhan memiliki memori pendek terhadap rasa yang menyakitkannya. Karena itu, tak lama kemudian memorinya itu hilang.
Kesimpulannya, tumbuhan bisa merasakan, mengingat, bahkan mengeluarkan getaran ultrasonik. Mungkinkah ini yang terjadi pada sebatang kayu yang ditinggalkan Rasulullah saw. saat mendapatkan mimbar yang baru?
Tapi mungkin ada yang akan menyanggah, bukankah mimbar adalah kayu yang telah mati sehingga tidak mungkin memiliki perasaan dan berbicara? Karena sistem persyarafan tumbuhan berpusat di akar. Ketika dipotong, maka sudah tidak memiliki ruh lagi.
Ternyata kisah mukjizat Nabi saw. di atas juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Bahkan diterangkan lebih detil tentang kayu yang dijadikan mimbar Rasulullah saw. tersebut.
“Rasulullah saw. biasa berkhutbah Jumat dengan berdiri di sebatang pohon kurma. Maka ada orang yang mengusulkan, “Maukah kami buatkan mimbar untukmu, Rasulullah?” Rasulullah saw. menjawab, “Terserah kalian.”
Pada hari Jumat berikutnya, Rasulullah saw. mendapatkan mimbar baru tersebut. Tiba-tiba pohon kurma itu menangis seperti anak kecil. Maka Rasulullah saw. pun turun dari mimbar barunya, dan memeluk mimbar lamanya hingga sesenggukan pohon itu mulai mereda. Rasulullah saw. lalu bersabda, “Dia menangis sedih tidak lagi mendengarkan zikir di atasnya.” [Bukhari].
Memang ada perbedaan. Suara pohon saat itu bisa terdengar, sementara suara yang ditemukan para ilmuwan hanyalah getaran ultrasonik. Tapi setidaknya peristiwa mukjizat Nabi saw. memiliki dasar ilmiah bahwa tumbuhan bisa merasa dan berbicara. Pohon bisa berbicara. (sof1/www.mukjizat.co)
0 komentar: