Asal Kebenaran, Manusia?
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Yotube Dengerin Hati)
Kebenaran tidak datang dari kepintaran dan kecerdasan manusia. Kebenaran tidak bersumber dari akal manusia. Kebenaran bukan buah dari ilmu dan pengalaman manusia. Kebenaran itu datang hanya dari satu sumber saja.
Yang datang dari manusia bukanlah kebenaran. Semuanya hanya persepsi dan praduga, walaupun yang merumuskan manusia terjenius, dengan ilmu dan pengalaman yang paling lama, luas dan mendalam. Walaupun yang merumuskan kumpulan yang bertitel paling tinggi di muka bumi. Sebab sumber kebenaran hanya satu saja.
Dalam diri manusia masih ada hawa nafsu. Ada keangkuhan dan kesombongan. Daya jangkauan pengelihatan dan pendengaran sangat terbatas. Yang berulang dianggap sebuah hakikat yang sebenarnya.
Kebenaran versi manusia sering disebabkan dan rekayasa oleh informasi yang masuk. Bila informasi dan data yang diterimanya sebuah kebohongan, bisakah kesimpulannya dianggap kebenaran?
Dalam diri manusia masih ada kepentingan dan kebutuhan ego diri. Daya jangkau manusia terbatas pada area yang pernah dilaluinya, itu pun yang hanya kasat mata saja. Apakah manusia memahami masa lalu dan masa depan yang gaib? Ini yang membuat daya jangkaunya sangat terbatas.
Yang enak dan lezat versi manusia. Yang nyaman dan indah versi manusia. Apakah sesuatu yang substansial? Yang menyakitkan dan menyengsarakan versi manusia. Apakah sesuatu yang substansial? Manusia terus tertipu oleh persepsinya sendiri.
Kebenaran hanya datang dari Allah. Kebenaran hanya datang dari bimbingan dan pimpinan Allah. Kebenaran hanya datang dari petunjuk Allah. Yang berasal dari manusia hanya praduga yang terus terbantahkan oleh manusia itu sendiri. Bukankah teori manusia terus berubah-ubah dan berbantahan walaupun dengan penelitian dan kajian yang seksama?
0 komentar: