Sinergi Muslimin dan Kafirin
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
(Channel Youtube Dengerin Hati)
Berbuat baiklah, siapapun akan dibalas kebaikannya oleh Allah. Bila pelakunya orang kafir, Allah membalasnya tuntas di dunia, namun tidak menyisakan untuknya di akhirat. Bila mukim, akan diberikan kebaikannya di dunia, dan dibalasnya di akhirat.
Rasulullah saw membuat kerjasama dengan kafir Quraisy dalam perjanjian Hudaibiyah. Ada kesepakatan tertentu dalam situasi konflik yang memanas. Menghormati dan menepati perjanjian berlaku walaupun terhadap orang kafir.
Sinergi kaum muslimin dan yang kafir tercatat dalam piagam Madinah. Rasulullah saw mencontohkan sinergi ini. Walaupun berbeda keimanan dan aqidah, namun ada kesamaan tujuan dan kepentingan. Yaitu, keamanan, kemakmuran dan keadilan.
Mukmin dan kafir, bisakah bekerjasama? Dalam Islam terdapat konsep Kafir Dzimmi, dimana Rasulullah saw menjadi pembelanya. Konsep Kafir Dzimmi melahirkan hak dan kewajiban antara yang kafir dengan muslimin.
Saat hijrah pun, perjalanan Rasulullah saw dari Mekkah ke Madinah bersama Abu Bakar, dipandu oleh orang kafir. Perjalanan yang ditempuh bukanlah jalan biasa, jalan yang tak pernah dilalui oleh kebanyakan orang.
Hijrah yang pertama ke Habasyah, ke negri yang penguasa dan rakyat beragama Nasrani. Walaupun kafir Quraisy menentang dakwah Rasulullah saw, namun mereka tetap mempercayakan barang dagangannya pada Rasulullah saw.
Saat berhijrah ke Thaif? Rasulullah saw diusir. Yang memberikan anggur seorang Nasrani dari kebun yang pemiliknya orang kafir. Saat kembali ke Mekkah, Rasulullah saw mendapatkan jaminan keamanan dari seorang kafir.
Orang kafir pun bisa beramal yang baik. Karena di dalam dirinya masih ada fitrah kebaikan. Itulah sebabnya ada konsep Kafir Dzimmi. Kekafiran itu bertingkat. Dalam kekafiran ada orientasi kehidupan universal yang ingin diwujudkan oleh setiap manusia.
0 komentar: